Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan penelitian soal kandungan dioksin pada tahu akibat pembakaran sampah plastik di sejumlah pabrik tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Krian Sidoarjo, Jawa Timur, selesai pada Januari 2020. Penelitian dilakukan Kementerian bersama Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mungkin awal Januari data dan hasil evaluasi datanya sudah ada. Kami akan sampaikan ke publik," kata Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyatakan pemerintah serius merespons hasil penelitian lembaga swadaya masyarakat soal dugaan kandungan dioksin dalam telur di desa itu. Namun, kata dia, Kementerian belum dapat memberi kesimpulan sebelum mempunyai data. "Untuk mendapatkan respons yang proporsional, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan independen, tentu perlu ada riset yang dapat dipertanggungjawabkan," ujar Novrizal.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Karliansyah, mengimbuhkan, pemerintah sudah membentuk dua tim. Tim pertama bertugas mengkaji kandungan dioksin, sedangkan tim kedua mempelajari kondisi sosial-ekonomi masyarakat. "Kami juga mencari tahu kondisi kesehatan masyarakat setempat, apakah memang betul-betul terkena dampak dioksin," ujar Karliansyah.
Dia menjelaskan bahwa Kementerian Lingkungan Hidup sudah bertemu dengan 20 dari 36 pengusaha tahu di Desa Tropodo dan menyampaikan informasi bahwa cara-cara yang digunakan tidak ramah lingkungan. Ia mengatakan, berdasarkan diskusi dengan sejumlah pakar, terdapat tiga jalur yang memungkinkan dioksin masuk ke telur ayam. Pertama, dioksin bisa masuk apabila kulit atau cangkangnya retak.
Kedua, masuk saat telur-telur direndam menggunakan air yang mengandung atau terkontaminasi dioksin. Dan ketiga, akibat kualitas udara yang buruk. Namun kemungkinan terbesar disebabkan oleh kualitas udara. Menurut Karliansyah, setelah penelitian itu dilakukan, pemerintah akan menjadikan pengalaman di Desa Tropodo sebagai dasar membuat kebijakan untuk pemulihan di daerah lain. Sebabnya, masih banyak daerah yang menggantungkan pendapatannya dari limbah.
Desa Tropodo mencuri perhatian setelah aliansi peneliti lingkungan hidup lintas negara menemukan 16 jenis racun dari limbah plastik dalam telur ayam bukan ras (buras) yang dilepas di desa itu. Aliansi peneliti yang berasal dari International Pollutants Elimination Network, Arnika Association, Ecological Observation and Wetlands Conservation, dan Nexus3 Foundation mempublikasikan temuan mereka pada November lalu.
Setelah publikasi tersebut, puluhan perajin tahu di Desa Tropodo menyatakan siap berhenti menggunakan bahan bakar sampah plastik. Deklarasi itu dibacakan perwakilan perajin di hadapan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sidoarjo pada Selasa pekan lalu. Hadir juga dalam acara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Drajat Irawan.
Setelah deklarasi, para perajin diperkenalkan dengan alat pembuatan tahu berbahan bakar alternatif pengganti sampah plastik impor, yaitu kayu palet dan compressed natural gas (CNG). Saiful Ilah mengatakan pemerintah kabupaten siap membantu para perajin tahu menggunakan bahan bakar alternatif. Dia pun berjanji akan memberikan insentif berupa subsidi.
Kepala Desa Tropodo, Ismail, berharap, dengan acara deklarasi ini, para perajin tahu di desanya sadar. "Bahan bakar dari kayu palet ramah lingkungan dan hasilnya bagus," katanya. Meskipun demikian, dia menyebutkan kayu palet hanya bagus untuk bahan bakar penggorengan tahu, bukan untuk pembuatan tahu.
Menurut Ismail, salah satu perajin tahu, bahan bakar alternatif untuk pembuatan tahu yang paling cocok adalah kayu bakar. Namun ketel uap dengan bahan bakar kayu untuk pembuatan tahu harganya sangat mahal. "Minimal Rp 75 juta," katanya. Karena itu, Ismail berharap ada bantuan dari pemerintah. NUR HADI (SURABAYA) | REZKI ALVIONITASARI
Kementerian Lingkungan Cek Silang Kandungan Dioksin Telur
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo