Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teten Masduki memang bukan orang baru bagi Presiden Joko Widodo. Ketika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri membentuk Tim Sebelas untuk membuat kajian dalam menentukan calon presiden partai itu, Teten ada di dalamnya. Setelah Jokowi ditetapkan menjadi calon presiden, Teten tetap menempel.
Secara struktural partai, Teten menjadi Sekretaris Tim Kampanye. Hubungan Teten dengan PDI Perjuangan setelah Jokowi dilantik pun tetap baik. Teten mengatakan, pada kampanye pemilihan presiden, ia beberapa kali berada dalam satu mobil ketika melakukan kampanye di daerah. "Pak Jokowi sudah mengajak diskusi dan juga guyonan," katanya Kamis pekan lalu.
Setelah Jokowi resmi dilantik, Teten berpamitan kepada Jokowi. Ia tidak masuk kabinet atau staf. Namun Jokowi tak mau melepasnya. Pada Januari lalu, Teten diangkat menjadi anggota staf khusus Sekretaris Kabinet saat itu, Andi Widjajanto. Pekerjaan ini membuat Teten kembali bersinggungan langsung dengan Jokowi. Hanya beberapa bulan menjadi anggota staf khusus Andi, Teten diangkat Jokowi menjadi anggota staf khusus Presiden merangkap Tim Komunikasi Presiden.
Selama pemilihan umum legislatif, Jokowi memiliki tim kecil yang dia kendalikan sendiri. Salah satu tugas tim ini pada pemilu legislatif lalu, misalnya, menyesuaikan jadwal Jokowi dengan kampanye partai. Tim kecil Jokowi ini berada di luar struktur partai. Anggotanya antara lain Andi Widjajanto dan Teten Masduki.
Tim Jokowi ini berkantor di Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat. Seusai pemilu legislatif, tim Jokowi itu turut membantu menjajaki koalisi menjelang pemilu presiden. "Tim kecil ini bergerak lincah," ujar Jokowi. Selama kampanye pemilihan presiden, Teten bersama Jokowi kerap satu mobil blusukan, di antaranya di sepanjang Jalur Pantai Utara Jawa Barat.
Perkenalan Teten dengan Jokowi bermula dari Bung Hatta Anti Corruption Award pada 2010. Ketika itu Jokowi masih Wali Kota Solo. Jokowi bersama Wali Kota Yogyakarta saat itu, Herry Zudianto, mendapatkan penghargaan antikorupsi. Teten Masduki merupakan pendiri Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award. Ini adalah komunitas yang sadar mengenai bahaya korupsi masyarakat dan bangsa. Komunitas ini berdiri pada 9 April 2003.
Menurut Teten, penganugerahan ini membuat ia dan Jokowi berdiskusi serius dan mendalam tentang reformasi birokrasi serta pemerintahan yang bersih dan transparan. "Sejak saat itu, saya dan Pak Jokowi sering terlibat diskusi," kata Teten.
Kedekatan berlanjut ketika Jokowi menjadi Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Jokowi menjadi juru kampanye untuk pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat. Rieke-Teten, yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kalah.
Lahir di Garut, Jawa Barat, 6 Mei 1963, Teten menamatkan kuliah di Jurusan Matematika dan Ilmu Kimia IKIP Bandung pada 1987. Dia pernah menjadi guru Sekolah Menengah Keterampilan Keluarga Tangerang. Karier Teten sebagai aktivis dirintis dengan aktif di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia. Dia ikut mendirikan Koordinator Indonesia Corruption Watch dengan jabatan terakhir sebagai Ketua Badan Pekerja. Selanjutnya, ia menjadi anggota Ombudsman Nasional dan terakhir sebagai Sekretaris Jenderal Transparency International Chapter Indonesia.
Meski menjadi orang dalam Istana, Teten masih tetap memelihara ratusan domba di kampungnya, Garut. Bagi dia, memelihara domba menyenangkan. Teten pun bangga menyebut diri sebagai panglima domba. "Saya sama dengan Pak Luhut, sama-sama panglima," ucapnya. "Bedanya, saya panglima domba."
Sunudyantoro, Ananda Teresia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo