Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Dosen ASN Kemendiktisaintek Seluruh Indonesia (Adaksi) menegaskan bahwa mereka akan terus memperjuangkan program Tukin for All bagi seluruh dosen ASN Kemendiktisaintek. Ini terlepas dari adanya pergantian menteri di kementerian tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru Bicara Adaksi Anggun Gunawan menyatakan bahwa mereka menyikapi reshuffle kabinet dengan netral. Menurutnya, perjuangan Adaksi bukan bertujuan agar Satryo diberhentikan sebagai menteri. Bahkan, mereka sebenarnya berharap Satryo dapat menyelesaikan masalah pencairan tukin dosen sebelum masa jabatannya berakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mau siapa pun menterinya, Adaksi akan tetap menuntut pencairan Tukin for All," kata dia saat dihubungi Tempo pada Rabu, 19 Februari 2025.
Namun, meskipun terjadi pergantian menteri, Anggun berharap pemimpin baru di Kemendiktisaintek dapat mengakomodasi perjuangan Adaksi soal tukin untuk semua. Ia menekankan bahwa menteri yang baru harus memperjuangkan anggaran tukin bagi seluruh dosen ASN Kemendiktisaintek, bukan hanya terbatas pada 33 ribu dosen di perguruan tinggi negeri satuan kerja (PTN Satker), BLU non-remunerasi, dan dosen dipekerjakan Kopertis (DPK) saja.
"Tapi untuk semua dosen ASN di kementerian ini yang jumlahnya 80-an ribu orang tanpa ada pembedaan klasterisasi," kata dia.
Sore ini, Presiden Prabowo Subianto mengganti Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro kepada Brian Yuliarto. Pelantikan menteri baru tersebut dilakukan di Istana Negara, Rabu sore, 19 Februari 2025.
Eka Yudha dan Novali berkontribusi dalam tulisan ini.