Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Muhammadiyah Ungkap Skenario Triage Bencana Bila Kasus Covid-19 Terus Memburuk

Muhammadiyah Covid-19 Command Center mengungkap RS Muhammadiyah kewalahan menghadapi ledakan pasien Covid-19.

5 Juli 2021 | 19.06 WIB

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Perbesar
Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammadiyah Covid-19 Command Center mengungkap berbagai rumah sakit yang ada di bawah Muhammadiyah sudah kewalahan menghadapi lonjakan pasien Covid-19 beberapa hari terkahir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Selama tiga minggu terakhir, ledakan kasus baru COVID-19 mencapai rekor di atas 20 ribu kasus per hari. Layanan instalasi gawat darurat (IGD) di hampir semua rumah sakit di Pulau Jawa tak mampu menampung seluruh pasien kritis COVID-19 yang terus berdatangan. Akibatnya, beberapa pasien kritis meninggal dunia karena tidak adanya penanganan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menanggapi ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binasar Panjaitan, mengaku bahwa dirinya tidak menyangka fenomena lonjakan ini bakal terjadi.

Sebelumnya, Muhammadiyah sempat mendesak pemerintah untuk melakukan lockdown. Namun, akhirnya pemerintah menetapkan Pemberlakukan Pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat yang berlaku per 3 Juli 2021.

Wakil Ketua Bidang Layanan Kesehatan Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC), dr. Aldila S. Al Arfah, mengungkapkan bahwa RS Muhammadiyah kewalahan menghadapi ledakan angka pasien. Aldila mengungkapkan bahwa ketersediaan tempat tidur rumah sakit sangat terbatas dan hampir penuh.

Banyak rumah sakit yang mengalami kesulitan dalam melakukan pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari dimulainya pendirian tenda-tenda darurat, kehabisan stok tenda, hingga IGD yang meluap.

Sejak 5 Maret 2020, Muhammadiyah telah melibatkan 86 rumah sakit di bawah yayasannya di seluruh Indonesia untuk menangani pandemi. Belakangan ini, tenaga kesehatan aktif tidak sebanding dengan jumlah pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan. Hal ini terjadi karena banyak tenaga kesehatan yang juga terpapar virus.

Rata-rata pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit saat ini adalah yang membutuhkan partial care dan total care. Hal ini membuat tenaga medis kewalahan. Meskipun bangsal baru dibuka untuk pelayanan, dalam sekejap akan terisi penuh.

“Bahkan ada pasien yang mengantre di depan IGD, bahkan menunggu di dalam mobil karena tidak ada tempat,” ungkap Aldila seperti dikutip Tempo dari laman Muhammadiyah, Senin 5 Juli 2021.

Selain kelangkaan tempat di rumah sakit bagi pasien COVID-19, kelangkaan oksigen juga menjadi permasalahan utama. Pihak rumah sakit sudah mencoba menyampaikan hal ini kepada pemerintah sebagai bentuk manajemen risiko. Sayangnya, respon yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan.

Aldila mengatakan bahwa Rumah Sakit Muhammadiyah tetap akan berupaya meningkatkan kapasitas pelayanan. Sejalan dengan prinsip ini, ia berharap agar pemerintah dapat bekerja sama dengan rumah sakit agar rumah sakit tetap berjalan sesuai fungsinya. "Sayangnya, biaya operasional perawatan pasien COVID-19 masih banyak yang belum dibayar pemerintah," ia menuturkan.

Jika lonjakan seperti ini tidak dibarengi dengan kebijakan yang konsisten, Muhammadiyah Covid-19 Command Center memproyeksikan, rumah sakit mau tak mau harus melakukan triage bencana. Triage bencana adalah teknik penilaian dan pengkasifikasian tingkat kegawatan korban bencana. Penyelamatan pasien akan dilakukan berdasarkan tingkat peluang bertahan hidup.

DINA OKTAFERIA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus