NUKU Soleiman, 29 tahun, agaknya sudah tak mempunyai "urat" kapok lagi. Meski palu hakim telah menunggu di depan matanya, Nuku, yang kini mendekam di sel seluas 3 x 2 meter di Blok N, Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat, tetap konsisten dengan sikapnya. Ia masih bisa bercanda dengan anak-anak Yayasan Pijar, yang menjenguknya. Penjara memang bukan tempat baru bagi anak bekas pejabat Departemen Pertambangan itu. Lima tahun silam, gara-gara memprotes rencana PLN menaikkan tarif listrik, Nuku bersama 70 orang temannya sempat mendekam beberapa hari di sel Polda Metro Jaya. Mungkin karena tetap menjalankan kebiasaan berpuasa (selang satu hari), mahasiswa tingkat akhir Jurusan Ilmu Politik pada FISIP Universitas Nasional itu tak terlalu pusing dengan menu yang dihidangkan di rumah tahanan. Di sela-sela kunjungan sekitar 10 orang rekannya, Kamis pekan lalu, Andi Reza Rohadian dari TEMPO berhasil mewawancarai Nuku. Petikannya: Apa komentar Anda terhadap dakwaan jaksa? Saya pikir dakwaan itu enggak pas. Apakah membudayakan tanggung jawab atau mengkritik Presiden itu bisa disebut menghina? Saya pikir kan enggak menghina. Saya pikir dakwaan itu mengada-ada saja. Dalam sistem presidensiil seperti di Indonesia sudah logis dan wajar kalau setiap kejadian yang terjadi di Indonesia itu presiden yang harus bertanggung jawab. Sebenarnya apa yang Anda tuntut? Yang kami lakukan itu sebenarnya adalah membawa agar persoalan politik di negara ini menjadi sehat. Pada peristiwa Priok, misalnya, tidak pernah ada tim fact finding yang ditugasi menyelidiki berapa jumlah korban dan sebagainya. Saya pikir di situ persoalannya. Persoalan politik sebenarnya tidak bisa dipidanakan. Kecuali penyampaian aspirasi itu dengan cara kekerasan atau membunuh orang, ya mungkin logis kalau harus ditahan. Sedangkan ini kan cuma persoalan bawa stiker saja. Siapa sebenarnya yang memesan stiker itu? Bukankah sewaktu dikonfrontir dengan pemilik percetakan, Anda sulit mengelak? Kalau itu saya enggak mau komentar, deh. Itu kan masih harus dibuktikan dalam pengadilan nanti. Jadi, betul Anda yang pesan sendiri stiker itu? (Nuku tersenyum) Kita lihat saja di persidangan nanti. Apa rencana Anda setelah bebas? Saya akan terus berjuang. Saya sudah memutuskan untuk aktif di LSM. Ini pilihan hidup saya. Apakah Anda belum kapok? Tidak. Saya tidak akan pernah menyesal dengan pilihan hidup saya. Bagaimana kehidupan selama di tahanan? Baik. Saya masih bisa membaca buku dan koran. Memang itu juga harus dengan cara kucing-kucingan. Bagaimana dengan soal makanan dan perlakuan petugas rumah tahanan terhadap Anda? Kalau soal makanan, saya selalu meminta teman yang datang menjenguk agar membawa makanan untuk saya. Begitu juga dengan air minum. Saya enggak pernah bisa meminum langsung air yang disediakan di sini. Airnya dimasak setengah matang (Nuku membawa pemanas air memakai listrik). Soal perlakuan petugas baik-baik saja, enggak ada perlakuan yang tak sopan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini