Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Pada mulanya adalah makna

Lai & lbi dari protestan & katolik menerjemahkan bibel ke dalam bahasa indonesia sehari-hari, nama singkatnya alkitab bis. dan direstui bbrp pihak, tapi ada umat yang terkejut melihat isinya terlalu gamblang.(ag)

25 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUNIA, barangkali, sedang bergerak ke arah prosa. Semua kitab suci mempunyai segi puitiknya masing-masing, tetapi Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) telah membedah Bibel dan mengembangkan hanya maknanya. Terjemahannya yang baru, hasil kerja sama LAI dan Lembaga Biblika Indonesia (LBI) - dari Protestan dan Katolik - jelas-jelas "mengutarakan isi teks, dan bukan bentuknya", seperti dikatakan Dr. E.A. Nida. Nida, linguis dan ahli penerjemahan Alkitab dari Amerika Serikat, diundang LAI untuk berceramah di lingkungan-lingkungan Kristen di 15 kota di Indonesia. Selasa kemarin, misalnya, ia berceramah di Waingapu, Sumbawa. Dan semua itu sehubungan dengan selesainya pencetakan naskah 20.000 Alkitab hasil terjemahan terakhir, yang kini sedang diperkenalkan sambil menunggu saat peredaran. Diberi nama Alkitab Kabar Baik, dengan keterangan Dalam Bahasa Indonesia SehariHari (disingkat BIS, dan karena itu juga disebut Alkitab BIS), karya baru ini memang lain dari yang dulu-dulu. Misalnya, ayatayatnya terkadang lebih panjang - sering sampai dua kali lipat. Karenanya, "Hafalan ayat-ayat saya bisa rontok semua," kata seorang anggota jemaat -- seorang Protestan, yang biasanya memang lebih menguasai Alkitab dibanding Katolik - yang mengunjungi ceramah Nida di Sekolah Tinggi Theologia Jakarta awal Mei lalu. Lihatlah: Matius 5: 3, misalnya, sudah biasa dihafalkan begini: "Berbahagialah segala orang yang rendah hatinya, karena mereka ltu yang empunya kerajaan surga." Sekarang, lewat BIS, menjadi: "Berbahagialah orang yang merasa tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja mereka adalah anggota umat Allah!" Alangkah berbedanya .... Tapi perbedaan memang sudah merupakan konsekuensi, sejak penerjemahan mengambil "persamaan wajar yang terdekat dengan pengertian pembaca", seperti dikatakan Nida. Karena itu kiasan-kiasan juga (bukan dijelaskan, tapi) diganti. Ular beludak, misalnya, yang di Bali - ternyata - punya konotasi keilahian ditukar dengan ular beracun. Juga orang majus (dari Majusi), yang - menurut Nida - "di Indonesia sulit dimengerti", diubah menjadi ahli ilmu bintang. Perubahan? Mungkin tidak. Tapi lihatlah, salah satu contoh, Ulangan 18: 18 memuat sabda: "Bahwa Aku (Allah) akan menjadikan bagi mereka itu seorang nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau (Musa) ...." (Alkitab LAI, 1962). Dalam Alkitab BIS, ayat itu menjadi: "Dari bangsa mereka sendiri aku akan mengutus kepada mereka seorang nabi seperti engkau (Musa)." Orang bisa saja menyimpulkan, pengertian dari antara segala saudaranya (saudara bangsa Israel) tentu saja sangat berbeda dibanding dari bangsa mereka sendin (Israel). Tapi itulah, penafsiran namanya. Dan penafsiran itu ("penerjemahan dinamis", istilah formalnya), sepanjang dilakukan para penerjemah, tentulah bersifat resmi. Mereka, yang kebetulan semuanya wanita (Ny. Amsyati Susilaradeya dan Ny. MariaSigar dari LAI, serta Sr. Emmanuel dari LBI), juga menggunakan buku pegangan yang dikeluarkan United Bible Societies, AS, yang menerangkan bagaimana menerjemahkan setiap ayat secara terincl, seperti dituturkan Pdt. M.K. Sembiring Meliala dari LAI. Dengan itu, mereka menggarap Good NevJs Bible (revised standard version), yang, "Merupakan terjemahan persis aslinya (dari Ibrani dan Yunani), kata per kata," kata Dr. Daniel C. Arichea. Itulah babon-nya. Dr. Arichea sendiri, ahli bahasa Yunani dan Ibrani, adalah tenaga dari United Bible Societies dan konsultan resmi para penerjemah, di samping pengajar di beberapa sekolah tinggi teologi di sini. Hasil terjemahan yang turut diperiksanya itu ditunjukkan pula kepada tim peneliti yang terdiri dari "beberapa ahli Alkitab di seluruh Indonesia", kata Arichea, sebelum dianggap final. Dan itu belum semua. Di Bogor, Senin lalu, berkumpul kembali para penerjemah untuk salah satu pembicaraan tentang penerjemahan Deuterokanonika. Ini adalah kitab-kitab tertentu yang akan disisipkan pada edisi Alkitab BIS yang khusus untuk kaum Katolik - seperti yang dilakukan sejak 1970 sementara Alkitab BIS yang tanpa sisipan diperuntukkan baik bagi Protestan maupun Katolik, resminya. Tampak, dengan begitu, terjemahan ini direstui berbagai pihak yang sangat resmi. Dan pihak-pihak sangat resmi pula yang agaknya tergerak untuk mendekatkan Bibel ke otak para umat, dalam rangka membuatnya benar-benar sebagai buku yang dibaca. Reader's Digest, sebelumnya, dengan maksud yang sama telah menerbitkan edisi Bibel yang disingkat sampai tinggal 60%nya, sementara Isinya tetap sama (TEMPO, 9 Oktober 1982). "Kebanyakan orang Indonesia 'kan senang dengan bahasa yang muluk, atau dengan misteri, atau kiasan. Alkitab ini, sebaliknya, kok begini?" Ini pertanyaan seorang pengunjung kepada Dr. Nida, yang mengaku delapan bulan setiap tahun berkeliling ke luar negerinya untuk mempropagandakan "terjemah dinamis" itu. Ny. Amsyati, penerjemah, dalam pada itu mendengar sendiri seseorang, dari Jawa, yang bilang, "Alkitab ini jelas sekali. Terlalu mudeng" - terlalu paham, terlalu gamblang. Padahal, ada terjemah Mazmur yang bagus, gubahan Sr. Emmanuel. Padahal, ada terjemah Ayub yang bagus, gubahan Ny. Amsyati. Dalam dua-duanya, puisi lebih mendapat jalan. Dua-duanya adalah puisi yang bagus - dari para penerjemah yang sadar bahwa kitab suci adalah prosa. Syu'bah Asa Laporan Indrayati dan Yulia S. Madjid (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus