Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melihat alasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta maaf karena sadar banyak salah dengan janji politiknya yang tidak dipenuhi. Bahkan, kata Hendri Satrio, Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sangat ambisius gagal ia wujudkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang akrab disapa Hensat ini mengatakan Jokowi tampaknya tersentil pemberitaan media massa yang mengulas 10 tahun kepemimpinannya. Bahkan, Tempo mendeskripsikan ada 18 dosa Jokowi dan 9 nawacita yang tak terpenuhi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ya mungkin 18 dosa Jokowi yang dimuat Tempo, mungkin dia mau minta maaf soal itu,” kata Hensat lewat pesan yang diterima Tempo, Jumat, 2 Agustus 2024.
Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini menyambut permintaan maaf Jokowi asalkan kesalahan politiknya tidak diulangi lagi.
“Bagus lah kalau dia mengakui kesalahannya. Saat ini juga ekonomi sedang sulit, banyak pembangunan yang tidak selesai, banyak BUMN yang collapse , kebijakan-kebijakan aneh seperti Proyek Strategis Nasional (PSN),” kata dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan permintaan maaf atas kesalahannya selama menjabat. Kepala negara mengingatkan bahwa dia hanya manusia biasa.
Jokowi menyampaikan permohonaan maaf ini dalam sambutan saat zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024. Acara ini merupakan rangkaian ‘Bulan Kemerdekaan’ HUT RI ke-79.
"Saya dan Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai presiden dan sebagai wakil presiden," kata Jokowi, kemarin malam.
Jokowi akan menyelesaikan masa akhir jabatannya sebagai presiden pada 20 Oktober setelah 10 tahun berkuasa.
EKA YUDHA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Jokowi Minta Maaf atas Kesalahan Selama Menjabat Presiden