Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengungsi bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di Lebak, Banten masih membutuhkan banyak bantuan. Akses jalan yang terputus menjadi kendala utama makanan masuk ke titik-titik pengungsian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kondisinya masih memprihatinkan," kata Direktur Komunikasi Aksi Cepat Tanggap Lukman Azis Kurniawan saat berkunjung ke kantor Tempo, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lukman menceritakan timnya telah mengunjungi sejumlah lokasi pengungsian pada Senin, 10 Februari 2020. Kebanyakan pengungsi, kata dia, masih takut pulang ke rumah karena khawatir terjadi longsor susulan.
Banjir bandang dan longsor menimpa enam kecamatan di Lebak, di antaranya Curug Bitung, Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Maja dan Cimarga. Banjir dan longsor terjadi setelah hujan deras yang turun di wilayah itu pada awal tahun 2020.
Lukman mencatat sedikitnya 23 jembatan putus akibat banjir. Dari jumlah itu, baru dua jembatan yang masih dalam proses perbaikan. Ambruknya jembatan dan putusnya jalan akibat banjir membuat sejumlah daerah masih sulit dijangkau bahan bantuan. "Dikhawatirkan terjadi kelaparan karena akses untuk masuk logistik sulit," kata dia.
Lukman berkata saat ini yang paling dibutuhkan pengungsi adalah bahan makanan. Harga bahan makanan, kata dia, melambung tinggi gara-gara akses yang sulit. Selain itu, para pengungsi juga membutuhkan tenaga kesehatan dan obat-obatan serta tempat tinggal.