Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Pesan dan Peran Bob Hasan untuk Tunanetra, Hadirkan Pembaca Layar

Bob Hasan meninggal dalam usia 89 tahun pada Selasa, 31 Maret 2020. Dia punya andil dalam mendorong kemajuan tunanetra.

1 April 2020 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bob Hasan. TEMPO/Dinul Mubarok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Bob Hasan meninggal dalam usia 89 tahun pada Selasa, 31 Maret 2020. Bob Hasan dikenal sebagai Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia atau PB PASI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain di bidang olahraga dan bisnis, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia di era Orde Baru ini juga memberikan perhatian kepada kelompok difabel, terutama tunenetra. Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni, Aria Indrawati mengatakan tunanetra yang tergabung dalam Pertuni juga merasa kehilangan sosok pengusaha kayu tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saat musyarwarah nasional Pertuni pada Agustus 2019 lalu, dia menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pembina Pertuni," kata Aria Indrawati kepada Tempo, Selasa 31 Maret 2020. "Beliau seperti sudah ada firasat."

Bob Hasan juga memberikan pesan terakhirnya untuk tunanetra di acara tersebut. Sebagai orang yang memiliki latar belakang bisnis, Bob Hasan berharap tunanetra mampu menjadi pribadi mandiri dengan mengikuti jejak langkahnya sebagai pengusaha.

Sejumlah pelayat mengantre untuk mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Muhammad Bob Hasan di rumah duka di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa, Selasa, 30 Maret 2020. Pria kelahiran Semarang, Februari 1931 ini, mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan penyakit kanker dan paru-paru yang dideritanya. ANTARA/Aditya Pradana Putra

"Beliau menyampaikan harus ada tunanetra yang berwirausaha dan menjadi pengusaha mulai dari yang kecil, tumbuh kemudian menjadi besar. Dan pesan itu kami upayakan dan usahakan agar terwujud," kata Aria. Bob Hasan adalah salah seorang donatur utama Pertuni sejak tahun 1970-an dan terus mendukung organisasi tunanetra terbesar di Indonesia ini, hingga akhir hayatnya.

Pengusaha yang memiliki nama lahir Muhammad Hasan ini juga salah satu orang yang berperan dalam pengembangan perangkat lunak pembaca layar di komputer bagi tunanetra. Dengan adanya pembaca layar, tunanetra bisa mendapatkan pekerjaan di bidang yang lebih luas dan dapat mengakses informasi sampai pendidikan yang lebih tinggi.

Aria Indrawati menceritakan, pada tahun 1992, Bob Hasan menyimak dan merealisasikan masukan dari tunanetra melalui organisasi Mitra Netra, bahwa mereka membutuhkan perangkat lunak pembaca layar melalui perangkat komputer.

"Beliau mendukung dengan mengadakan komputer yang sudah dilengkapi program pembaca layar yang saat itu semua masih dalam format dos," kata Aria. "Dia membuka jalan bagi tunanetra untuk mendapat pendidikan dan kesempatan bekerja lebih baik."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus