Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Nasional Demokrat atau NasDem Enggartiasto Lukita mengajak seluruh kader dan simpatisan partai tak memilih pemimpin yang tak bisa jadi pemimpin di keluarganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keberhasilan seorang pemimpin pria karena ada wanita disampingnya. Peranan wanita besar karena saya bisa seperti ini karena istri saya. Apakah ibu-ibu mau dikecilkan dan mau percaya pada pemimpin yang tidak didampingi wanita?," ujar Enggartiasto saat memberikan sambutan kegiatan konsolidasi dan silahturahmi akbar tokoh nasional Partai NasDem yang digelar di Novotel Bangka, Selasa, 26 Maret 2019.
Menurut Enggartiasto, jika seorang pemimpin tidak bisa mengurus wanita dan memimpin keluarganya, maka janjinya untuk memberikan pendidikan layak kepada anak muda tidak bisa dipercaya.
"Apakah orang seperti itu bisa dipercaya? Bagaimana orang itu mau berjanji membuka lapangan kerja pada saat dia memimpin perusahaan saja karyawannya tidak digaji dan di-PHK. Sementara lapangan pekerjaan sudah jadi prioritas Jokowi dan sudah dibuktikan," ujar dia.
Enggartiasto tak secara gamblang menyebut siapa yang dia maksud pemimpin yang tak bisa mengurus keluarga dan memimpin perusahaan itu. Dalam pemilihan presiden 2019 ini diketahui, lawan Jokowi adalah Prabowo Subianto.
Prabowo telah bercerai lama dengan istrinya Titiek Soeharto. Prabowo juga dikenal sebagai pemilik perusahaan PT Kertas Nusantara. Hampir 10 tahun persoalan tunggakan gaji karyawan Kertas Nusantara belum beres hingga saat ini.
Enggartiasto menuturkan banyak fitnah, hoax dan berita tidak benar yang diterima Jokowi. Untuk itu dia meminta kader NasDem tidak terganggu dan berusaha meyakinkan masyarakat lain bahwa banyak berita tidak benar tentang Jokowi.
"Saya kenal Jokowi sejak jadi Walikota. Saya kenal seluruh keluarganya. Ibu dan adik perempuannya semua berhijab. Bagaimana mungkin Jokowi disebut komunis sementara sering melakukan puasa Senin-Kamis, sholat tepat waktu dan khusuk melakukan ibadah lainnya. Jokowi juga dekat rakyat. Tidak disalami ditepok kemudian pakai sarung tangan tidak mau bersentuhan dengan rakyat," ujar dia.
Enggartiasto mengatakan partai NasDem menargetkan posisi tiga besar pada Pemilu 2019. Target tersebut dinilai realistis mengingat partai Nasdem memiliki suara yang cukup bagus di Pemilu 2014.
"Target tiga besar saya yakin tercapai karena kita tahu apa yang sudah kita perbuat dan tahu apa yang akan kita lakukan guna mencapai target tersebut," ujar dia.
Enggartiasto mengajak kader dan simpatisan NasDem bangga karena partai itu merupakan yang paling berhak menyatakan memerangi korupsi. Hal tersebut dikarenakan NasDem satu-satunya partai yang tidak menerima mahar saat memberikan dukungan untuk proses politik.
"Partai yang menerima uang untuk pencalonan tidak berhak menyatakan memerangi korupsi. Karena menurut saya kitalah yang paling berhak menyatakan itu karena tidak meminta mahar atau meminta satu sen uang pun," ujar dia.