Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Taktik Pramono Anung-Rano Karno Menyatukan 'Anak Abah' dan 'Ahokers'

Pramono-Rano terus menarik dukungan sejumlah tokoh untuk meningkatkan elektabilitas. Mereka mendekati generasi milenial dan Z.

20 November 2024 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 3 Pramono Anung saat menyambangi Tebet untuk menghadiri deklarasi dukungan Gerakan Kolaborasi Jakarta kepada Paslon Pramono-Rano, Jakarta, 6 November 2024. TEMPO/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pramono Anung-Rano Karno berupaya menggalang dukungan dari tokoh nasional dan komunitas.

  • Pemilih yang belum menentukan pilihan bisa menjadi penentu kemenangan dalam pilkada Jakarta.

  • Menyatukan pendukung Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama.

JIKA Ridwan Kamil-Suswono mengandalkan popularitas mantan Presiden Joko Widodo untuk menaikkan elektabilitasi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno menarik dukungan para tokoh Jakarta dan nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami akan komunikasi dengan Foke (panggilan Fauzi Bowo). Harapannya, supaya loyalisnya bisa mendukung kami,” ujar Aldy Perdana Putra, juru bicara Pramono-Rano, saat dihubungi, Selasa, 19 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pramono-Rano, kata Aldy, juga akan berupaya menarik dukungan sejumlah komunitas Betawi, seperti Forum Betawi Rempug. Bukan hanya itu, komunitas hobi dan suporter sepak bola juga akan dirangkul. “Komunitas seperti The Jakmania (pendukung klub Persija) akan dirangkul,” ucapnya.

Aldy mengatakan langkah itu dilakukan untuk terus mengerek elektabilitas Pramono-Rano. Apalagi, ia melanjutkan, salah satu faktor yang meningkatkan elektabilitas Pramono-Rano adalah keahlian mereka dalam komunikasi politik. Misalnya, Pramono-Rano mampu mendapat dukungan dari pendukung Anies Baswedan yang lebih dikenal dengan sebutan "Anak Abah" dan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang biasa disebut "Ahokers". Anies dan Basuki sama-sama pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta. Keduanya bersaing dalam pilkada Jakarta pada 2017.

“Pramono-Rano menyatukan Anak Abah dan Ahokers. Keduanya bersatu dan bergabung untuk meningkatkan elektabilitas Pramono-Rano,” tuturnya.

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung (tengah), berfoto bersama warga saat berkampanye di kawasan Cipete Selatan, Jakarta, 18 November 2024. ANTARA/Akbar Nugroho Gumaya

Aldy menyebutkan dukungan Anies penting karena pengalamannya bisa menjadi masukan untuk Pramono dalam menjalankan program berkelanjutan. Ia mengatakan Anies juga memiliki jumlah loyalis yang besar di Jakarta. Dia berharap, dengan dukungan Anies, semua pendukungnya akan memilih Pramono-Rano pada hari pencoblosan mendatang, Rabu, 27 November 2024.

“Karena loyalisnya rasional, ketika Anies mendukung, mereka akan bahu-membahu mendukung Pramono,” katanya.

Sebelumnya, juru bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, menegaskan dukungan Anies untuk Pramono-Rano dalam pilkada Jakarta. Dukungan itu terlihat dari pertemuan Anies dengan Pramono-Rano pada Jumat, 15 November 2024. Dukungan itu juga tampak dari deklarasi tim pendukung Anies yang bernama "Warga Kota" untuk pemenangan Pramono-Rano pada Sabtu, 16 November 2024.

Pramono-Rano juga ingin menarik dukungan dari undecided voters yang dinilai jumlahnya masih cukup besar dan bisa menjadi penentu kemenangan. Undecided voters merujuk pada kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan. Aldy menyebutkan, dalam sejumlah survei, Pramono-Rano unggul tipis dari Ridwan Kamil-Suswono, dengan jumlah undecided voters masih cukup besar.

Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano menyalip pasangan calon nomor urut 1, Ridwan-Suswono, dan pasangan calon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Elektabilitas Pramono-Rano mencapai 46 persen, disusul Ridwan-Suswono 39,1 persen dan Dharma-Kun 5,1 persen. Lalu 9,8 persen pemilih lainnya belum menentukan pilihan.

Survei SMRC ini digelar pada 31 Oktober-9 November 2024. Survei itu dilakukan dengan melibatkan 1.210 warga Jakarta yang sudah berumur 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, berkampanye di kawasan Cengkareng Barat, Jakarta, 19 November 2024. TEMPO/Ilham Balindra

Hasil survei Litbang Kompas juga sejalan dengan SMRC. Sigi Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano sebesar 38,3 persen, lalu disusul Ridwan-Suswono 34,6 persen dan Dharma-Kun 3,3 persen. Sementara itu, pemilih yang belum menentukan pilihan sebanyak 23,8 persen.

Survei tersebut dilakukan pada 20-25 Oktober 2024 atau sebulan sebelum pemungutan suara. Sebanyak 1.200 responden warga Jakarta berusia 17 tahun atau sudah menikah terlibat dalam survei ini. Para responden tersebut dipilih menggunakan metode multistage random sampling.

Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan atau margin of error survei ini 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Menurut Aldy, mayoritas undecided voters berasal dari generasi milenial dan Z. Untuk mendapat dukungan mereka, tim Pramono-Rano perlu melakukan upaya bertahap, seperti pengenalan, penyampaian program kerja, hingga keinginan untuk berpartisipasi politik. Dengan tahapan itu, tim pemenangan Pramono-Rano akan menggencarkan sosialisasi program mereka di media sosial. “Tim Pramono akan membuat konten menarik untuk menggaet anak muda,” katanya.

Aldy mengatakan tim Pramono-Rano akan melakukan sosialisasi masif di media sosial. Sebab, popularitas Pramono di media sosial masih kalah dibanding Ridwan Kamil. Pramono membangun elektabilitas dari nol. Karena itu, Aldy mengimbuhkan, Pramono perlu diperkenalkan kepada anak muda.

Perbandingan popularitas keduanya dapat dilihat dari hasil survei SMRC. Tercatat hanya 55 persen responden yang mengetahui Pramono. Sementara itu, responden yang mengetahui Ridwan mencapai 91 persen.

“Ini penting agar Pramono tetap konsisten supaya orang-orang tahu dan mengenalnya. Lalu kami menyampaikan program berdasarkan konten-konten media sosial,” ujar Aldy.

Mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menghadiri agenda "Deklarasi 2.000 Ahokers kepada Mas Pram dan Bang Doel" di Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta Pusat, 5 Oktober 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi

Anggota Dewan Pengarah Tim Pemenangan Ridwan-Suswono, Wibi Andrino, yakin pernyataan dukungan presiden ke-7 RI, Joko Widodo, kepada jagoannya akan mendongkrak elektabilitas jagoan Koalisi Indonesia Maju—koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden 2024—plus itu. Pernyataan dukungan Jokowi disampaikan dalam pertemuan di Kedai Kopi Kaizen, Cempaka Putih, Jakarta Timur, Senin malam, 18 November 2024. Dalam acara itu, Jokowi juga meminta tim relawannya dalam pemilihan presiden 2014 dan 2019 mendukung Ridwan-Suswono. "Para relawan akan berupaya memenangkan Ridwan Kamil," ucap Jokowi.

Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden, Utje Gustaaf Patty, mengaku sudah bertemu dengan Ridwan di Oakwood Suites Kuningan, Jakarta Selatan, sebelum pertemuan dengan Jokowi itu. Dalam pertemuan tersebut, Utje manawarkan langkah yang harus dilakukan untuk memenangi pilkada Jakarta kepada Ridwan. Salah satunya memperkuat pengaruh dengan berkampanye secara door-to-door di sejumlah titik di Jakarta. “Kang Emil (panggilan Ridwan Kamil) setuju kami melakukan itu,” kata Utje, Selasa, 19 November 2024.

Adapun Dharma Pongrekun-Kun Wardana akan menggelar kampanye akbar pada 23 November 2024 sebagai strategi terakhir menjelang pemungutan suara. Kampanye akbar mereka rencananya dilangsungkan di kawasan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Kun Wardana mengatakan saat ini timnya tengah menunggu permohonan izin untuk dapat mengadakan kampanye akbar di lokasi tersebut. “Karena yang melakukan arrangement ini adalah tim pemenangan,” katanya, Kamis, 13 November 2024.

Dharma mengutarakan keinginannya menjadikan kampanye akbar sebagai wadah untuk menyampaikan keluhan warga Jakarta. “Rakyat yang punya panggung, bukan kami. Kami akan mendapat perintah dari warga Jakarta,” kata Dharma.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyatakan pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono masih bersaing ketat. Hasil survei memang menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano lebih unggul dari Ridwan-Suswono. Namun selisih elektabilitas kedua pasangan calon masih berada dalam batas margin of error atau batas kesalahan.

Agung menuturkan persaingan makin ketat karena turunnya king maker seperti Jokowi yang menyatakan dukungan kepada Ridwan. Pernyataan dukungan Jokowi itu akan menggerakkan basis pendukung mantan Gubernur Jakarta tersebut untuk memenangkan Ridwan-Suswono.

Dukungan Jokowi kepada Ridwan, kata Agung, akan berkelindan dengan pendukung Anies dan Ahok yang memilih Pramono. “Jadi pasangan calon yang menang atau masuk putaran kedua adalah mereka yang berhasil mengorkestrasi semua instrumen elektoral di semua lini, baik darat maupun udara,” ucapnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus