Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -- Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung mengatakan tidak mau ada batasan dengan para pendahulu Gubernur Jakarta. Pramono mengatakan dirinya pasti meminta masukan kepada para mantan gubernur Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pramono menyampaikan ini ketika ditanya mengenai rencananya melibatkan mantan Gubernur Jakarta sebagai penasihat. Mantan Sekretaris Kabinet ini mengatakan, dia menjaga komunikasi dengan para mantan gubernur seperti Sutiyoso, Anies Baswedan, Fauzi Bowo, Basuki Tjahaja Purnama, hingga Joko Widodo (Jokowi).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khusus mengenai Jokowi, Pramono mengatakan, dirinya baru bertemu dengan Presiden Indonesia ke-7 itu dalam acara pernikahan beberapa hari lalu. “Untuk urusan itu saya tidak mau ada barrier, tidak mau ada batasan. Beliau-beliau ini pasti akan kami minta bantuan, minta tolong, minta saran, dan minta pendapat. Bagi saya itu hal yang biasa,” katanya di Balai Kota Jakarta pada Selasa, 4 Februari 2025.
Sebelumnya, Pramono mengatakan, tim transisi pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang bakal dia pimpin akan meminta pandangan para orang-orang yang pernah menjadi gubernur di Jakarta. Pramono menyampaikan itu di Pesta Rakyat Kemenangan oleh Sahabat Pram di Lapangan Banteng Jakarta, Sabtu, 11 Januari 2025.
Secara formal, Pramono sendiri tidak akan memiliki penasihat di struktur pemerintahan Jakarta yang akan dia pimpin. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, hanya akan memakai tujuh staf khusus setelah resmi dilantik, tanpa membentuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Gubernur Jakarta.
TGUPP telah dikenal di masa pemerintahan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, hingga Anies Baswedan. Tim ini secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada gubernur.
Hubungan PDIP, partai pendukung utama Pramono, dengan Jokowi retak menjelang Pemilihan Umum 2024. Keduanya berbeda sikap politik dalam pemilihan presiden. Megawati mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud Md., sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Namun Jokowi yang saat itu masih kader PDIP justru mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Belakangan PDIP memecat Jokowi imbas cawe-cawe dalam pilpres 2024.