Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Rektor UI Minta Maaf Soal Interupsi Kartu Kuning ke Jokowi

Rektor UI sangat menyesalkan peristiwa interupsi kartu kuning terhadap Presiden Jokowi dilakukan dalam Sidang Terbuka yang seharusnya dihormati.

6 Februari 2018 | 07.07 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Afganistan Ashraf Ghani setelah menggelar pertemuan di Istana Presiden Arg, Kabul, Afganistan, 29 Januari 2018. REUTERS/Massoud Hossaini/Pool
Perbesar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbicara saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Afganistan Ashraf Ghani setelah menggelar pertemuan di Istana Presiden Arg, Kabul, Afganistan, 29 Januari 2018. REUTERS/Massoud Hossaini/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis meminta maaf atas adanya peristiwa interupsi kartu kuning dari salah satu mahasiswa UI kepada Presiden Joko Widodo pada Dies Natalis UI ke-68 pada Jumat, 2 Februari 2018. Permohonan tersebut disampaikan kepada civitas akademika, para undangan, termasuk kepada Presiden Jokowi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kami sangat menyayangkan mahasiswa tersebut memilih cara penyampaian aspirasi seperti itu, padahal sudah diagendakan pertemuan langsung untuk menyampaikan aspirasi pada Presiden Jokowi," ujar Anis melalui siaran pers pada Senin, 5 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Anis juga menyatakan sangat menyesalkan peristiwa interupsi dilakukan dalam Sidang Terbuka Dies Natalis, yang seharusnya dihormati dan dijaga kekhidmatannya. Menurut dia, penyampaian saran, kritik dan solusi konkrit semestinya harus memperhatikan berbagai kondisi, seperti waktu, tempat, dan situasi yang terjadi.

"Kami berharap dapat diutarakan dengan cara yang baik, dan tetap menghormati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama," kata Anis.

Ia pun mengingatkan pada mahasiswa kami untuk dapat menyampaikan pandangannya yang bersifat kritis dan konstruktif, dalam suatu kerangka yang memperhatikan peraturan dan tata tertib yang berlaku. "Sikap kritis mahasiswa sudah sewajarnya dibangun, karena mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa," kata Anis.

Anis menyampaikan bahwa sudah merupakan kewajiban universitas untuk menghasilkan intelektual-intelektual muda yang mampu menjadi pemimpin yang baik dalam memberikan kontribusi pada negara. "Karenanya, kami mohon semua pihak memiliki kearifan seperti yang ditunjukan oleh Presiden kita sendiri, yaitu untuk melihat peristiwa ini sebagai sebuah pengalaman dan pembelajaran bagi mahasiswa tersebut pada khususnya, dan mahasiswa UI pada umumnya, serta seluruh komponen bangsa," ujarnya.

Menurut Anis, mulanya acara tersebut berlangsung baik dan khidmat. Namun di akhir acara terjadi interupsi dari mahasiswa UI yang menyampaikan aspirasinya dengan melakukan aksi simbolik meniupkan pluit dan mengangkat buku berwarna kuning. Belakangan diketahui mahasiwa tersebut adalah Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang bermaksud mengingatkan Presiden Jokowi mengenai sejumlah permasalahan.

Acara tersebut dihadiri oleh para Guru Besar, Senat Akademik, pimpinan, dosen, dan mahasiswa, serta undangan termasuk Presiden Jokowi dan para Menteri Kabinet Kerja. Presiden Jokowi memberikan orasinya di hadapan civitas akademika UI sekaligus meresmikan Forum Kebangsaan UI.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus