Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional atau TPN Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid mengatakan perbedaan ideologi yang melekat pada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 03 Ganjar-Mahfud dan nomor urut 01 Anies-Muhaimin menjadi penyebab belum dibukanya pembicaraan formal soal gerakan Salam 4 Jari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ya mungkin dianggap lebih sektarian (Anies-Muhaimin) lebih mementingkan identitas politik berbasis agama, sementara di 03 basis nasionalisme. Karena itulah pada titik ini kami belum buka pembicaraan formal,” katanya di Gelora Bung Karno Press Conference Room, Jakarta Pusat pada Senin, 29 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, Yenny menyadari adanya titik temu perbedaan ideologi itu di antara para pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. “Bukan tim resmi, memang ada komunikasi-komunikasi dan titik temunya adalah keinginan untuk memperkuat prinsip-prinsip demokrasi dalam Pilpres. Harus ditegakkan, harus didorong secara bersama-sama, jangan sampai ada intimidasi,” ujar anak Presiden ke-4 Indonesia itu.
Yenny juga mengatakan tak menutup kemungkinan komunikasi politik para pendukung Ganjar-Mahfud itu bakal dipertimbangkan oleh TPN. “Pasti itu menjadi bahan-bahan masukkan. Diolah semuanya seperti apa ke depannya. Barangkali cuma satu putaran dan Ganjar-Mahfud langsung menang, kita enggak tahu,” kata dia.
Salam 4 Jari dinarasikan sebagai gerakan mendorong koalisi capres-cawapres nomor urut 01 yakni Anies Baswesan-Muhaimin Iskandar dan capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud MD demi mengalahkan nomor urut 02 Prabowo-Gibran.
Ganjar juga meminta agar publik bersabar l dan mempersiapkan tanggal pelaksanaan Pemilu yang tersisa dua pekan lagi. Sehingga tak perlu menduga-duga dinamika politik seperti apa ke depan nanti. Apakah tetap satu putaran atau dua putaran.