Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Tingkat elektabilitas pasangan calon nomor urut 1 Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo -Taj Yasin Maemoen menurut hasil sigi Alvara Research Center mencapai 58,8 persen. Sementara, pasangan nomor urut 2, Sudirman Said - Ida Fauziyah mencapai 11,5 persen. Pemilih mengambang mencapai 29 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Itu ditanya dengan pertanyaan terbuka. Jika dengan pertanyaan tertutup, (elektabilitas) Ganjar-Yasin 57,3 persen dan Sudirman-Ida 11,7 persen, dengan pemilih mengambang 30 persen," kata founder dan CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali di Kesambi Hotel Semarang, Senin 14 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski calon inkumben Ganjar Pranowo unggul, tapi ia masih memiliki sisi kelemahan dalam kinerjanya selama empat tahun memimpin. Ganjar dinilai masyarakat lemah pada bidang penyelesaian kebutuhan pokok, pengangkatan kemiskinan, serta lemah dalam menyediakan lapangan kerja.
Dilihat dari tingkat popularitas, Ganjar-Yasin dan Sudirman-Ida hampir memiliki selisih yang tak signifikan. Ganjar-Yasin memiliki popularitas 99,3 persen, sedangkan Sudirman-Ida 80,5 persen.
Hasanuddin mengatakan, jika ditilik lebih dalam, nama pasangan yang pertama kali disebut (top of mind) Ganjar-Yasin disebut oleh 93,3 persen responden. Selanjutnya, Sudirman-Ida disebut pertama kali oleh 5 persen responden.
"Ganjar-Yasin menjadi pasangan yang paling disukai oleh 90,2 persen masyarakat Jawa Tengah yang kami survey,” kata Hasanuddin. Ganjar dianggap layak memimpin kembali oleh 90,1 persen masyarakat. Adapun Sudirman-Ida disukai oleh 25,9 persen responden, dan hanya 26,4 persen yang menganggapnya layak memimpin Jawa Tengah.
Hasanuddin menjelaskan, jika menilik dari citra yang melekat di masyarakat, Ganjar Pranowo -Yasin dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyatnya, terkenal, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Adapun Sudirman-Ida dianggap sebagai sosok yang intelektual dan pintar, berkemampuan dan berkompetisi baik, serta berwibawa. Kedua hal tersebut menunjukkan hal yang jauh berbeda dari respon para responden.
Menurut Hasanuddin, survei tersebut dilaksanakan pasca debat pertama dan kedua Pemilihan Gubernur Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Survei dilakukan dengan menggunakan teknik multistage random sampling atau acak bertingkat, dengan jumlah 1.000 responden di 35 daerah Jawa Tengah.