Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Poltracking Indonesia menyatakan banyak pemilih mengambang (swing voters) di Pilkada Jawa Timur yang belum mantap dengan pilihannya di pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018. Mereka masih mungkin mengubah pilihan politiknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan ada 33 persen dari 1200 responden survei yang dilakukan pada 6-11 Maret 2018 itu yang menyatakan mungkin mengubah pilihan saat pencoblosan. "Alasan terbesarnya karena lingkungan dan program kerja kandidat," ujar dia di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Ahad, 18 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Survei Poltracking: Khofifah-Emil Unggul di ...
Survei Poltracking, Khofifah-Emil Unggul Tipis ...
Hanta menuturkan sebanyak 35,7 persen responden mengambang sangat dipengaruhi kerabat, keluarga, teman, dan lainnya dalam mengambil keputusan. Sedangkan 24,3 persen responden akan mempertimbangkan program kerja yang menguntungkan sebelum memilih.
Jika dirinci, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak serta Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Puti Guntur Soekarno memiliki pemilih “kuat” (strong voters) yang besar, yaitu di atas 45 persen dari presentase perolehan elektabilitas.
Menurut Hanta temuan ini menunjukkan peta elektoral Jawa Timur masih sangat kompetitif. Kandidat yang mampu menarik hati pemilih mengambang berpeluang menang lebih besar.
Baca juga:
Survei Poltracking: Peta Dukungan untuk ...
Survei Pilkada Poltracking Unggulkan Khofifah ...
Selain itu, ada 37,1 persen responden yang belum memutuskan kandidat yang akan mereka dukung. Suara dari mereka, kata Hanta, juga akan menentukan kemenangan di Pilkada Jawa Timur.
Responden dipilih dengan menggunakan metode acak dengan strata berjenjang (stratified multistage random sampling). Margin of error 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. Khusus pada survei peta dukungan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur berdasarkan suku, margin of error survei lebih dari 2,8 persen.
Survei ini dilakukan dengan simulasi. Responden yang diwawancarai diberi kertas suara seolah mereka memilih pasangan peserta Pilkada Jawa Timur.
Foto 
