Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Taripang dan Karasa

Kandungan glukosa dalam gula merah diakui bagus untuk mengembalikan stamina tubuh setelah seharian berpuasa.

31 Juli 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lumuran gula aren atau gula merah membuat gorengan ini nyaris tak berbentuk. Dalam bahasa Makassar, kue ini dikenal dengan nama taripang, dan dalam bahasa Bugis dikenal dengan nama ule kule.

Taripang, sekilas namanya mirip nama binatang laut. Tapi bahan dasar taripang sama sekali bukan berasal dari laut, melainkan dari beras ketan, kelapa, dan gula merah. Namun, konon makanan ini dinamai demikian karena bentuknya menyerupai hewan teripang yang hidup di dasar laut.

Bagi penikmat gorengan, kue ini bisa menjadi pilihan alternatif saat berbuka puasa. Rasa manis dari gula merahnya membuat kue taripang sangat cocok dijadikan makanan pembuka. "Rasanya yang manis dari baluran gula merah, dipadu dengan gurihnya tepung ketan bercampur kelapa parut, mampu membuat lidah kita bergoyang," kata Ida, pedagang taripang di Festival Jajanan Berbuka Puasa, di Jalan Mappanyuki, Makassar, kemarin.

Selain membuat lidah bergoyang, kue taripang bagus untuk kesehatan. Sebab, kandungan glukosa dalam gula merah diakui bagus untuk mengembalikan stamina tubuh setelah seharian berpuasa.

Ada juga karasa, yang berbahan dasar gula merah dan tepung beras. Selama Ramadan, penganan khas Kabupaten Pinrang ini banyak diminati oleh konsumen. "Kami kewalahan memenuhi permintaan konsumen selama Ramadan," kata Baharia, produsen kue karasa di Desa Mattunru Tunrue, Kecamatan Cempa, saat ditemui, kemarin.

Meski permintaan konsumen meningkat, Baharia membatasi produksi kuenya. Sebab, proses pembuatannya membutuhkan waktu lama dan memperhitungkan cuaca. "Produksi sangat tergantung pada cuaca," katanya.

Karasa butuh proses penjemuran di bawah sinar matahari setelah direndam dalam air gula merah. Menurut Baharia, proses penjemuran ini menentukan garing tidaknya kue itu. Jika kondisi cuaca kurang bagus, dia terpaksa membungkus kuenya, kemudian menyimpannya sambil menunggu cuaca kembali membaik, sehingga kue bisa dijemur kembali.

Banyak di antara pelanggan Baharia yang datang dari daerah lain. Mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk membeli kue yang hanya diproduksi oleh masyarakat Cempa. Baharia mematok harga Rp 6.000 untuk sebungkus karasa yang berisi 10 buah kue. HIMAS PUSPITO PUTRA | SUARDI GATTANG


Resep

Taripang
Bahan: 300 gram tepung ketan, 150 gram kelapa setengah tua (diparut), 125 ml santan, sendok garam, minyak goreng.
Bahan Karamel: 100 gram gula Jawa atau gula merah, 2 lembar daun pandan, dan 75 ml air.

Cara Membuat :
-Aduk bersama tepung ketan, kelapa, dan garam. Tambahkan santan sedikit-sedikit sambil diaduk terus sampai rata.
-Adonan dibentuk bulat lonjong dan agak pipih, mirip teripang, agar ketika digoreng gampang matang.
-Goreng dengan minyak panas sedang sampai matang.
-Buatlah karamel. Masak air, gula merah, dan daun pandan sampai larut. Saring, lalu lanjutkan memasak air gula sampai kental berbusa dan mulai berambut.
- Masukkan ketan yang sudah digoreng. Aduk sampai ketan berbalur rata. Matikan api. Teruskan mengaduk sampai gula mengering. Taripang siap disajikan.

Karasa
Bahan: 1 liter tepung beras biasa, 1 kilogram gula merah, 1 liter minyak goreng, dan air secukupnya.

Cara Membuat:
-Tepung beras dicampur dengan air hingga encer.
-Adonan encer ditiriskan melalui teko yang terlebih dulu dilubangi pada bagian bawahnya. Bagian teko yang berlubang tadi diarahkan tepat di atas minyak goreng panas. Saat meniriskan adonan, teko digoyang-goyangkan sehingga terbentuk seperti jaring.
-Setelah matang, karasa diangkat, kemudian direndam dalam air gula merah. Selanjutnya, kue dijemur di bawah sinar matahari.
-Waktu penjemuran tergantung pada cuaca. Jika matahari cukup terik, proses penjemuran dilakukan 3-4 jam. Setelah kering dan garing, karasa siap dinikmati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus