Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Temuan Simulasi Surat Suara Pilpres Hanya Dua Kolom, Ganjar Sebut Bisa Kurangi Kredibilitas KPU

Ganjar Pranowo menanggapi contoh kertas surat suara dalam simulasi pencoblosan pemilihan presiden hanya berisi dua kolom.

4 Januari 2024 | 14.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berdiskusi dengan petani di persawahan Desa Kutukan, Blora, Jawa Tengah, Kamis, 4 Januari 2024. Dalam kunjunganya, para petani megngeluhkan persoalan pupuk yang langka dan mahal hinga tidak dapat melunasi hutang Kredit Usaha Rakyat (KUR). TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Blora - Calon Presiden Ganjar Pranowo menanggapi contoh kertas surat suara dalam simulasi pencoblosan pemilihan presiden hanya berisi dua kolom. Kejadian tersebut ditemukan di wilayah Jawa Tengah dan Banten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyebut, temuan surat suara berisi hanya dua kolom akan mengurangi kredibilitas Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Pemilihan presiden pada 14 Februari mendatang bakal diikuti tiga pasangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini KPU sebagai penyelenggara kok berkali-kali minta maaf terus ya. Kalau minta maaf terus, nanti kredibilitasnya dipertanyakan lho ya," katanya melalui siaran tertulis ketika berkunjung di Kabupaten Blora pada Kamis, 4 Januari 2024.

Menurut dia, KPU telah beberapa kali melakukan kesalahan selama tahapan pemilihan umum 2024. Ganjar mencontohkan, seperti dugaan kebocoran surat suara di tempat pemungutan suara luar negeri.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu berharap tak ada kesalahan yang dibuat KPU. "Kami meminta, semua yang keluar dari KPU harus ada yang melakukan supervisi. Agar tidak terjadi kesalahan dan KPU benar-benar profesional," tuturnya.

Kemudian, dia juga meminta Badan Pengawas Pemilu agar menjalankan fungsinya menindak pelanggaran. "Bawaslu mesti bertindak dan harus menunjukkan taringnya. Kalau tidak, lembaga ini tidak akan dipercaya," ucap Ganjar.

Sebelumnya, temuan desain surat suara untuk pelaksanaan Pilpres yang hanya terdapat dua kolom diungkapkan oleh Liason Officer PDIP Kota Solo, YF Sukasno.

Sukasno menuturkan pada awalnya ia meminta contoh surat suara yang digunakan simulasi pencoblosan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Contoh surat suara itu, kata Sukasno, akan digunakan untuk keperluan sosialisasi ke masyarakat.

”Dari partai politik (parpol) kan boleh (meminta contoh surat suara untuk simulasi). Lalu kami minta sampelnya, semua, baik untuk Pilpres, DPRD tingkat kota, provinsi, DPR RI hingga DPD. Namun waktu saya buka, kok yang surat suara Pilpres hanya ada dua kolom,” kata Sukasno, Rabu, 3 Januari 2024.

Dinilai membingungkan pemilih

Dalam contoh surat suara yang diberikan oleh KPU, kata Sukasno, hanya terdapat dua kolom untuk pasangan capres-cawapres. Selain itu, lanjut Sukasno, nomornya pun bukan nomor urut pasangan calon, tapi dicantumkan nomor 56 dan 57.

”Padahal sudah jelas tertulis kalau ini surat suara simulasi. Harusnya desain bisa dibuat mendekati yang asli, dibuat juga tiga kolom paslon. Tidak apa-apa jika tidak ada gambarnya, tapi tidak seperti ini. Kalau seperti ini membingungkan,” katanya.

Ia mengungkapkan desain surat suara untuk simulasi itu pun menuai pertanyaan saat ia melakukan sosialisasi langsung ke beberapa pemilih. Dalam sosialisasi itu, Sukasno sengaja mengambil sampel pemilih dari kalangan lanjut usia (lansia) dan muda.

Menurutnya, para pemilih itu, baik yang lansia maupun muda, juga mempertanyakan mengapa kolom capres-cawapres hanya dua padahal capres-cawapres ada tiga pasangan. Hal itu cukup membingungkan untuk mereka.

”Harusnya ada tiga kolom. Nggak perlu juga gambar partai-partainya diganti dengan buah-buahan seperti ini. Sekarang ini kan eranya sudah terbuka, tidak perlu diganti-ganti seperti ini,” katanya.

Terkait contoh surat suara untuk simulasi ini, Sukasno menyatakan sudah melakukan komunikasi pada KPU Kota Solo. Ia mengungkapkan KPU Solo memberikan alasan bahwa desain surat suara itu mengikuti desain dari KPU pusat.

Terkait temuan itu, Sukasno juga telah menyampaikan kepada Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo. Ia berharap permasalahan itu menjadi perhatian serius bagi KPU.

Eko Ari Wibowo

Eko Ari Wibowo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus