Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Terapkan P5, Guru di Aceh Utara Ajak Siswa Bikin 'Salanta', Sabun Cuci dari Minyak Jelantah

Guru Kimia di SMAN 1 Muara Batu, Aceh Utara, Amalina, membuat inovasi menggunakan minyak jelantah dalam menerapkan P5.

19 Agustus 2023 | 13.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Guru Mata Pelajaran Kimia di SMAN 1 Muara Batu, Aceh Utara, Amalina bersama murid-muridnya. Dokumentasi: istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Kimia di SMAN 1 Muara Batu, Aceh Utara, Amalina, membuat inovasi menggunakan minyak jelantah dalam menerapkan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Dalam mempraktikkan P5, SMAN 1 Muara Batu melakukan aksi gerakan ramah lingkungan dengan mengajak siswa mengolah limbah rumah tangga minyak jelantah menjadi sabun cuci dan lilin aromatertapi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Proyek ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah kemampuan siswa dalam berkreasi dan bernalar kritis sekaligus menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan sosialnya,” jelas Amalina saat kunjungan kerja Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ke sekolahnya pada Rabu, 16 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SMAN 1 Muara Batu mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci yang diberi nama “Salanta”. Bahan yang dibutuhkan berupa minyak jelantah, arang, soda api, dan air. Sedangkan peralatan yang butuhkan adalah baskom plastik dan spatula kayu.
               
Amalina mengatakan proses pembuatannya sangat sederhana. Dimulai dengan merendam minyak jelantah dengan arang selama 24 jam untuk menghilangkan bau dan zat pengotor lainnya. Kemudian, minyak disaring menggunakan kaos bekas sehingga minyak jelantahnya menjadi jernih.

Lalu, masukkan soda api (NaOH) sebanyak 128 gram ke dalam air 360 ml. Amalina mengatakan hal yang perlu diperhatikan adalah soda api yang dimasukkan ke dalam air, bukan sebaliknya. Hal itu karena reaksi yang dihasilkan adalah reaksi eksoterm atau menghasilkan panas.
 
Setelah panasnya agak turun, larutan soda api dimasukkan ke dalam minyak jelantah yang telah ditempatkan di dalam wadah. "Kemudian diaduk sampai merata. Setelah itu ditambahkan pewangi (fragrance oil), dikocok sampai mengental," ujarnya.

Jika sudah, kata dia, bisa ditambahkan warna sesuai selera kemudian dituang ke dalam cetakan sabun. "Diamkan selama 24 jam sehingga adonan akan mengeras dan dikeluarkan dari cetakan. Lalu, sabun siap digunakan untuk mencuci kain,"

Sedangkan untuk membuat lilin aromaterapi bahan yang dibutuhkan adalah minyak jelantah, strearin acid, esensial oil dan crayon. Proses pembuatannya dimulai dengan memanaskan minyak jelantah terlebih dahulu, kemudian setelah minyaknya hangat ditambahkan strearin acid diaduk sampai merata.

Setelah itu, tambahkan crayon yang telah diserut halus sampai tercampur rata, setelah itu ditambahkan esensial oil dan dituang ke dalam cetakan lilin. Lebih kurang 24 jam, lilin akan mengeras dan siap digunakan. 
 
Amalina mengatakan tujuannya P5 yakni membentuk siswa agar berpikir kritis, mandiri, kolaborasi serta memiliki kemampuan memecahan masalah. Amalina menyebut para siswa jadi lebih semangat ketika ada proyek yang dikerjakan bersama. “Kimia terkadang menjadi salah satu pelajaran yang dianggap tidak menarik oleh para siswa. Oleh karena itu, untuk memotivasi para siswa belajar adalah dengan praktik,” tuturnya. 

Berdasarkan hasil pemantauannya, model pembelajaran praktik dinilai dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama untuk mata pelajaran Kimia. Selain itu, juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengintegrasikan pengetahuan, menambah wawasan, serta menguatkan karakter siswa.

Kemudian, dari sisi guru, manfaat Kurikulum Merdeka yakni dapat membantu dalam memilih strategi pengajaran yang tepat dengan materi pembelajaran, efektif, dan menyenangkan.
 
Sedangkan dari sisi peserta didik, metode pembelajaran praktikum ini dapat mengembangkan kreativitas sesuai dengan bakat dan minat siswa. “Bagi saya, Kurikulum Merdeka jauh lebih berdampak apalagi dengan P5,” tutur Intan Safitri, siswa kelas XI-1.

Awalnya Intan menganggap minyak jelantah sudah tidak berguna, namun setelah melakukan praktikum tersebut, dia jadi tahu ternyata minyak jelantah bisa diproses ulang menjadi sesuati yang bermanfaat. 
 
M. Farhan, siswa kelas XI-2 juga merasa senang belajar dengan metode Kurikulum Merdeka. “Melalui praktikum inin saya mengetahui proses pengolahan limbah minyak jelantah menjadi sabun dan lilin. Saya berharap, guru memberikan proyek lain yang bervariasi sehingga memacu saya dalam belajar,” ungkap Farhan.

Adapun kunjungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ke sekolah tersebut merupakan rangkaian kegiatan di Kabupaten Aceh Utara dalam rangka memotret praktik baik seputar implementasi program prioritas GTK.   

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus