Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Transmigrasi KNPI

26 orang pemuda putus sekolah dari pelbagai daerah ditempatkan di pleihari, kalimantan selatan. melalui proyek perkemahan kerja pemuda mereka dididik sebagai peternak atau petani. (pdk)

13 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELURUHNYA ada 26 orang pemuda. Satu di antaranya dari Jakarta, selebihnya merupakan pemuda-pemuda putus sekolah dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berkumpul semuanya di Surabaya, lantas dengan pesawat terbang mereka dibawa ke Banjarmasin langsung ditempatkan di sebuah ladang peternakan di Pleihari, suatu tempat di Kabupaten Tanah Laut. Selama tak lebih dari tujuh hari pertengahan Nopember kemarin, pemuda-pemuda asal Jawa dengan pendidikan paling rendah SLP dan umur paling tinggi 25 tahun itu mendapatkan pengetahuan tentang pertanian dan peternakan. Lewat proyek Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), para pemuda itu selain mendapatkan pengetahuan praktis tentang pertanian dan peternakan, juga mendapatkan pengetahuan teoritis dari dua tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sengaja hadir di tengah-tengah Perkemahan Pemuda itu. Proyek yang makan ongkos sebanyak empat juta rupiah itu (Rp 2 juta dari DPP KNPI dan selebihnya dari Pemda Kalsel) punya tujuan yang jelas. "Agar mereka bisa jadi calon pengusaha ternak", ucap Zamroni, saiah seorang Ketua DPP KNPI. Lagipula pemilihan tempat di kawasan Gubernur Subardjo itu kabarnya sudah melalui penelitian segala. Selain daerah itu memang sedang menggalakkan urusan peternakan sapi juga diharapkan bahwa dengan demikian para harapan bangsa tersebut sekembalinya ke Pulau Jawa nanti, mau mengajak kaum kerabatnya atau paling sedikit kawan-kawannya untuk hidup di situ. "Diharapkan agar mereka mau berteriak-teriak sendiri tanpa disuruh untuk mengajak penduduk Pulau Jawa bertransmigrasi di Kalimantan Selatan", ucap Hargiyanto, sekretaris Proyek kepada Sjachran R, pembantu TEMPO. Namun itu tidak merupakan keharusan. Bahkan target minimalpun, menurut Zamroni tidak ada. Maksudnya, "kita tidak membebani para peserta itu dengan tanggung iawab", katanya. Lantas apakah proyek semacam itu masih ada gunanya? Dengan waktu yang cuma seminggu dan peserta yang memiliki latar belakang pehdidikan yang berbeda-beda, mengadakan proyek serupa itu memang bukan pekerjaan yang gampang. Apalai denan persiapan yang kabarnya kurang matang. Maksudnya ketika DPP KNPI meminta kedua tenaga ahli dari IPB itu, yang diminta baru tahu apa yang harus dikerjakannya setibanya di Banjarmasin. Maklumlah walaupun jarak DPP KNPI yang berkedudukan di Jakarta dan Bogor, tempat kedua tenaga ahli IPB itu bemlukim tidak jauh, komunikasi nampaknya sering-sering macet. Sehingga tentu saja pembuatan kurikulum yang harus mencakup pengetahuan praktis tentang pertanian dan peternakan untuk selama tujuh hari itu, dibikin dengan agak memeras tenaga. Zamroni bukan tidak menyadari hal itu. Sehingga baginya yang penting dalaun proyek ini, adalah agar paling sedikit para peserta itu sudah akan mendapatkan sekedar rangsangan untuk menjadi petani ataupun peternak. "Sekedar untuk menumbuhkan minat" katanya. Namun walaupun proyek ini ada hubungannya dengan masalah untuk menarik transmigrasi lebih banyak lagi dari Pulau Jawa, agak mengherankan juga, kenapa di antara para peserta tak satupun ada pemuda Kalimantan Selatanya. "Sebelumnya kami sudah mengajukan permintaan sebanyak 15 orang pemuda Kalsel, tapi tidak ada", ujar Zamroni, pada malam penutupan Perkemahan di rumah Walikota Banjarmasin. Sayang juga, padahal KNPI Kalimantan Selatan. seperti yang disinggung Anang Adanansi, Ketuanya, (sekaligus meralat sinyalemen Sudomo, Kaskopkamtib, bahwa KNPI kurang mendapat tanggapan dari para pemuda) di daerahnya bisa dibuktikan, KNPI sudah menyebar di kalangan pemuda. Sekalipun barangkali baru secara pisik saja. Lepas dari soal kelemahan-kelemahan yang masih ada dalam penyelenggaraan proyek Perkemahan Kerja Pemuda itu, hasilnya yang jelas sudah segera nampak. Misalnya adanya niat dari delapan di antara peserta untuk bisa kembali lagi ke daeran Kalsel. Bahkan Gubernur pun segera kasih tanggapan dengan menjanjikan akan memberikan tanah secukupnya. Sementara KNPI akan mengusahakan agar mereka bisa mendapatkan bantuan modal berupa kredit. "Caranya akan diatur kemudian", ucap Zamroni. Syukur juga, ada yang memilih tinggal di situ, pokoknya pulau Jawa berkurang penduduk. Apalagi dapat kredit segala. Apa transmigran-transmigran yang bakal datang nanti akan dapat fasilitas yang sama pula?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus