SELURUHNYA ada 26 orang pemuda. Satu di antaranya dari Jakarta,
selebihnya merupakan pemuda-pemuda putus sekolah dari Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berkumpul semuanya di
Surabaya, lantas dengan pesawat terbang mereka dibawa ke
Banjarmasin langsung ditempatkan di sebuah ladang peternakan di
Pleihari, suatu tempat di Kabupaten Tanah Laut. Selama tak lebih
dari tujuh hari pertengahan Nopember kemarin, pemuda-pemuda asal
Jawa dengan pendidikan paling rendah SLP dan umur paling tinggi
25 tahun itu mendapatkan pengetahuan tentang pertanian dan
peternakan. Lewat proyek Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI), para pemuda itu selain mendapatkan pengetahuan praktis
tentang pertanian dan peternakan, juga mendapatkan pengetahuan
teoritis dari dua tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor
(IPB) yang sengaja hadir di tengah-tengah Perkemahan Pemuda itu.
Proyek yang makan ongkos sebanyak empat juta rupiah itu (Rp 2
juta dari DPP KNPI dan selebihnya dari Pemda Kalsel) punya
tujuan yang jelas. "Agar mereka bisa jadi calon pengusaha
ternak", ucap Zamroni, saiah seorang Ketua DPP KNPI. Lagipula
pemilihan tempat di kawasan Gubernur Subardjo itu kabarnya sudah
melalui penelitian segala. Selain daerah itu memang sedang
menggalakkan urusan peternakan sapi juga diharapkan bahwa dengan
demikian para harapan bangsa tersebut sekembalinya ke Pulau Jawa
nanti, mau mengajak kaum kerabatnya atau paling sedikit
kawan-kawannya untuk hidup di situ. "Diharapkan agar mereka mau
berteriak-teriak sendiri tanpa disuruh untuk mengajak penduduk
Pulau Jawa bertransmigrasi di Kalimantan Selatan", ucap
Hargiyanto, sekretaris Proyek kepada Sjachran R, pembantu TEMPO.
Namun itu tidak merupakan keharusan. Bahkan target minimalpun,
menurut Zamroni tidak ada. Maksudnya, "kita tidak membebani para
peserta itu dengan tanggung iawab", katanya.
Lantas apakah proyek semacam itu masih ada gunanya? Dengan waktu
yang cuma seminggu dan peserta yang memiliki latar belakang
pehdidikan yang berbeda-beda, mengadakan proyek serupa itu
memang bukan pekerjaan yang gampang. Apalai denan persiapan
yang kabarnya kurang matang. Maksudnya ketika DPP KNPI meminta
kedua tenaga ahli dari IPB itu, yang diminta baru tahu apa yang
harus dikerjakannya setibanya di Banjarmasin. Maklumlah walaupun
jarak DPP KNPI yang berkedudukan di Jakarta dan Bogor, tempat
kedua tenaga ahli IPB itu bemlukim tidak jauh, komunikasi
nampaknya sering-sering macet. Sehingga tentu saja pembuatan
kurikulum yang harus mencakup pengetahuan praktis tentang
pertanian dan peternakan untuk selama tujuh hari itu, dibikin
dengan agak memeras tenaga. Zamroni bukan tidak menyadari hal
itu. Sehingga baginya yang penting dalaun proyek ini, adalah
agar paling sedikit para peserta itu sudah akan mendapatkan
sekedar rangsangan untuk menjadi petani ataupun peternak.
"Sekedar untuk menumbuhkan minat" katanya.
Namun walaupun proyek ini ada hubungannya dengan masalah untuk
menarik transmigrasi lebih banyak lagi dari Pulau Jawa, agak
mengherankan juga, kenapa di antara para peserta tak satupun
ada pemuda Kalimantan Selatanya. "Sebelumnya kami sudah
mengajukan permintaan sebanyak 15 orang pemuda Kalsel, tapi
tidak ada", ujar Zamroni, pada malam penutupan Perkemahan di
rumah Walikota Banjarmasin. Sayang juga, padahal KNPI Kalimantan
Selatan. seperti yang disinggung Anang Adanansi, Ketuanya,
(sekaligus meralat sinyalemen Sudomo, Kaskopkamtib, bahwa
KNPI kurang mendapat tanggapan dari para pemuda) di daerahnya
bisa dibuktikan, KNPI sudah menyebar di kalangan pemuda.
Sekalipun barangkali baru secara pisik saja.
Lepas dari soal kelemahan-kelemahan yang masih ada dalam
penyelenggaraan proyek Perkemahan Kerja Pemuda itu, hasilnya
yang jelas sudah segera nampak. Misalnya adanya niat dari
delapan di antara peserta untuk bisa kembali lagi ke daeran
Kalsel. Bahkan Gubernur pun segera kasih tanggapan dengan
menjanjikan akan memberikan tanah secukupnya. Sementara KNPI
akan mengusahakan agar mereka bisa mendapatkan bantuan modal
berupa kredit. "Caranya akan diatur kemudian", ucap Zamroni.
Syukur juga, ada yang memilih tinggal di situ, pokoknya pulau
Jawa berkurang penduduk. Apalagi dapat kredit segala. Apa
transmigran-transmigran yang bakal datang nanti akan dapat
fasilitas yang sama pula?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini