Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang berpendapat partai-partai pendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin yang tak lolos masuk parlemen tetap perlu diapresiasi. Namun, kata dia, apresiasi itu bukan berarti posisi di kabinet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perlu dipikirkan kenapa, yang tidak lolos itu juga punya warna, punya angka, punya jumlah yang mendukung Pak Jokowi," kata Oso, sapaan Oesman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Oesman, perjuangan partai-partai itu haruslah dihargai. Dia meyakini Jokowi bakal mempertimbangkan hal itu karena latar belakangnya sebagai orang yang berjuang dari bawah.
Oesman berharap Jokowi tetap merakyat dan mengingat perjuangan orang-orang di sekitarnya. "Jadi mudah-mudahan itu tetap dia pegang dan itu menjadi ukuran dari keputusan-keputusan dia ke depan. Harapan kami begitu, bahwa dia tetap merakyat," ujarnya.
Kemarin, Oesman bersama pengurus Hanura menemui Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat. Oesman mengatakan pertemuan itu sempat menyinggung posisi Hanura di kabinet pemerintahan ke depan. Menurut Oesman, Jokowi bertanya berapa orang yang diminta Hanura untuk duduk di pemerintahan mendatang. "Saya bilang, 'gak banyak, pak, cuma 40 (orang)'," kata Oesman, Rabu, 24 Juli 2019.
Oesman menuturkan, Jokowi sempat terkejut atas usulan itu. Ia menjelaskan hal ini wajar lantaran Hanura gagal lolos ke parlemen. "Pak, kalau menang saya gak ngusulin apa-apa. Tapi karena saya kalah, saya ngusulin yang banyak supaya nanti saya menang'. Ketawa dia (Jokowi)."
Di koalisi Jokowi, ada empat partai yang tak lolos ke parlemen, yakni Hanura, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Perindo.
BUDIARTI UTAMI PUTRI | AHMAD FAIZ