Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Difabel yang menggunakan kaki palsu untuk berjalan umumnya menjalani amputasi karena berbagai sebab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggunaan kaki palsu juga tak bisa serta-merta dipasangkan. Kaki palsu harus disesuaikan dengan kondisi penggunanya. Waktu pemasangannya juga tidak bisa dilakukan setelah amputasi selesai.
Untuk mengetahui lebih detail, berikut rambu yang harus diperhatikan sebelum memakai kaki palsu:
- Waktu pemasangan
Teknisi kaki palsu dari Yayasan Peduli Tunadaksa atau YPTD, Syam Bastian mengatakan seseorang yang kaki atau tangannya diamputasi baru bisa memakai kaki atau tangan palsu enam bulan setelahnya. Pemasangan kaki palsu sebelum 6 bulan pasca-amputasi berisiko tinggi pada bekas operasi.
"Kalau dari luar memang terlihat sudah kering bekas luka amputasinya, tapi bagaimana kondisi di dalamnya enggak diketahui," kata Syam kepada Tempo di acara ulang tahun Sogo ke-30 di Gedung Hin Ann Jakarta, Kamis 27 Februari 2020.
Ketika memakai kaki palsu, terjadi penekanan pada bagian kaki yang diamputasi dengan kaki palsu. Jika luka amputasi belum pulih benar kemudian dipaksakan memakai kaki palsu, menurut dia, berpotensi terjadi luka baru atau bahkan sampai lepas jahitan. "Itu yang berisiko tinggi," ucapnya. - Usia pengguna kaki palsu
Syam mengatakan umur pengguna kaki palsu juga mempengaruhi kemampuan penggunaannya. Mereka yang baru memakai kaki palsu pada usia di atas 50 tahun, kata Syam, umumnya kesulitan menjaga keseimbangan. Sebab itu, dia menyarankan sebelum memakai kaki palsu belajar berjalan dengan tongkat lebih dulu untuk melatih keseimbangan. - Beralih dari kursi roda ke kaki palsu
Difabel yang menggunakan kursi roda dan masih bisa berjalan tidak disarankan langsung memakai kaki palsu untuk berjalan. Syam menyarankan agar mereka menjauhkan diri dulu dari kursi roda dan belajar berdiri dengan tongkat, kemudian berjalan perlahan. "Kalau masih bisa berjalan, jangan terlalu lama di kursi roda karena bisa memicu malas," ucap dia. - Kunci kaki palsu
Seorang pengguna kaki palsu, Muhammad Farhan, 20 tahun, menjelaskan bagaimana dia menyesuaikan. Untuk diketahui, kaki kiri Farhan diamputasi hingga pangkal paha. Dia menunjukkan kuncian kaki palsu di sekitar lutut, tepatnya di samping kanan dan kiri yang menghubungkan paha bawah dengan betis bagian atas.
Di situ ada logam yang mengunci kaki palsu bagian paha dengan betis agar tidak tertekuk. Menurut Farhan, pengguna kaki palsu yang masih melatih keseimbangan harus memastikan logam itu mengunci bagian paha dan betis, sehingga selalu dalam posisi lurus.
"Kalau baru pertama pakai, gunakan kaki palsu yang tidak bisa menekuk untuk menjaga keseimbangan," kata dia. "Kalau langsung pakai yang bagian paha dan betis bisa menekuk kemudian tak seimbang, maka tubuh bisa terpelanting ke belakang." - Beda kaki palsu dan tangan palsu
Syam Bastian menjelaskan perbedaan pembuatan kaki palsu dan tangan palsu. Menurut dia, tangan palsu umumnya menjadi pelengkap saja atau fungsi estetika karena tidak ada bagiannya yang bisa digerakkan. "Kalaupun ada tangan palsu yang bisa digerakkan bagian pergelangan atau jarinya, itu harganya sangat mahal," katanya.
Berbeda dengan tangan palsu, Syam menjelaskan, kaki palsu membutuhkan perlakuan khusus tergantung dari bagian yang diamputasi. Pembuatan kaki palsu membutuhkan penyesuaian pada bagian kaki yang diamputasi serta bagian persendian yang bisa digerakkan, seperti pada lutut dan pergelangan kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini