Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kampus Universitas Muhammadiyah dijuluki sebagai kampus Krismuha alias Kristen Muhammadiyah. Sejak awal berdiri, Muhammadiyah disebut menunjukkan pelayanan sosial yang tidak memandang latar belakang suku, agama, dan ras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammad Sayuti menyebut saat ini sudah ada delapan perguruan tinggi Muhammadiyah yang masuk dalam kategori Kampus Krismuha. Sebab, 70 sampai 80 persen mahasiswanya beragama Kristen dan Katolik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedelapan kampus tersebut adalah Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Manokwari, Universitas Muhammadiyah Papua di Jayapura, Universitas Muhammadiyah Kupang, STKIP Muhammadiyah Kalabahi di Alor, Universitas Muhammadiyah Maumere, dan Universitas Muhammadiyah Manado.
Meski mayoritas mahasiswanya adalah beragama Kristen dan Katolik, kata Sayuti, mereka hafal “lagu kebangsaan” Muhammadiyah, Sang Surya yang selalu dinyanyikan pada acara-acara formal tertentu.
Namun, kata dia, mars Muhammadiyah tersebut cukup dimaknai sebatas sebagai sebuah lagu saja, sehingga tidak mencampuradukkan urusan keimanan. Beberapa kampus Krismuha tersebut mendatangkan pendeta atau dosen khusus untuk memberikan kuliah agama Kristen bagi mereka.
Terkait pertanyaan apakah di kampus tersebut terdapat bangunan gereja, Sayuti mengatakan belum ada karena di dekat kampus-kampus tersebut sudah ada gereja, sehingga tidak perlu dibangun gereja lagi.
“Tidak ada gereja, karena tidak jauh dari kampus sudah ada gereja,” ungkapnya dilansir dari situs Muhammadiyah pada Rabu, 13 Desember 2023.
Selanjutnya, Sayuti menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat di daerah tempat kampus-kampus Krismuha berada. Sebab, meski kampus Muhammadiyah berbasis Islam, namun mereka menerima kehadiran kampus-kampus Muhammadiyah dan mempercayakan anak-anak mereka untuk menempuh pendidikan di kampus tersebut.
“Tujuan kami semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa kita,” kata Muhammad Sayuti.