Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir bandang Cicaheum, Kota Bandung, diduga akibat alih fungsi lahan di kawasan Bandung utara (KBU). Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Ferdi Linggaswara mengatakan banjir bandang Cicaheum relatif sangat besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kenapa? Karena eksploitasi KBU sudah kritis," ucap Ferdi di Bandung, Selasa, 21 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ferdi menuturkan pihaknya telah memprediksi banjir bandang akan melanda Kota Bandung, yang merupakan jalur aliran air di utara.
Baca juga: Banjir Kepung Bandung Akibat Hujan Deras
Masifnya pembangunan hotel-hotel dan permukiman di Bandung utara membuat serapan air berkurang. Air yang seharusnya terserap malah meluncur deras ke kawasan hilir atau menuju Kota Bandung.
"Saya sudah ingatkan beberapa waktu lalu bahwa akan terjadi banjir bandang. Sebab, kita tahu, beberapa titik KBU yang mencakup empat wilayah (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi) itu sudah sangat tidak terkendali pembangunannya," ucapnya.
Ia menyebutkan, agar banjir bandang Cicaheum tidak terulang, penanganan secara terintegrasi oleh pemerintah empat daerah itu harus mulai dilakukan secara terintegrasi. Penanganan tidak bisa dilakukan satu pihak saja, melainkan harus melibatkan semua pemerintah daerah di Bandung Raya.
Baca juga: Bandang Bandung Akan Berulang
Banjir bandang Cicaheum terjadi pada Selasa sekitar pukul 16.30 WIB. Banjir yang membawa lumpur menyebabkan ruas jalan di Cicaheum atau tepatnya 100 meter dari Terminal Cicaheum lumpuh total. Selain itu, 17 mobil dan delapan sepeda motor rusak akibat terbawa aliran air.