Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Ferdi Ligaswara meminta warga mewaspadai kemungkinan banjir akan berulang di Kota Bandung. Antisipasi harus dilakukan karena sesuai dengan prediksi, akan terjadi banjir besar yang merendam Cicaheum seperti saat ini. “Tidak menutup kemungkinan masih akan terjadi lagi banjir yang lebih besar dari ini,” katanya saat dihubungi Tempo, Rabu, 21 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ferdi mengatakan banjir bandang yang terjadi di Sungai Cipamokolan menyebabkan tanggul di pinggiran sungai jebol. Beberapa tanggul sudah diperbaiki bersama masyarakat beberapa saat lalu. Namun, karena debit airnya besar, tanggul pun jebol. Daya tampung sungai dan kali tidak seimbang dengan debit air. “Ditambah saat banjir itu membawa lumpur dan material.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ferdi belum bisa menaksir kerugian akibat banjir bandang Cicaheum. “Belum bisa diperkirakan sepenuhnya, mungkin miliaran rupiah.”
Banjir bandang itu merendam 500 rumah di Kelurahan Jatihandap di Kecamatan Mandalajati, serta 117 unit rumah di Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaraconong, Kota Bandung.
Banjir itu juga mengakibatkan 16 mobil rusak. Salah satunya satu mobil Xenia yang terseret hingga masuk ke dalam Sungai Cipamokolan. “Tim sedang mengangkatnya.”
Ferdi mengatakan lumpur sisa banjir bandang relatif sudah dapat dibersihkan. Ia berharap sore ini Bandung tidak hujan. Tanggul sudah dibangun, tapi sifatnya darurat. “Ini belum sepenuhnya aman.”
Menurut Ferdi, banjir bandang tidak hanya terjadi akibat hujan di kawasan Bandung Utara, di hulu sungai. Tapi juga karena eksploitasi di kawasan itu. Pembangunan di wilayah itu, kata dia, sudah sangat tidak terkendali.