Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Deddy Mizwar Tak Mau Pilkada Serentak 2018 seperti Pilkada DKI

Menurut Deddy Mizwar, jangan sampai pilkada serentak 2018 menimbulkan perpecahan di masyarakat.

27 November 2017 | 22.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap pelaksanaan pilkada serentak 2018 tidak mengulang pilkada DKI Jakarta yang menimbulkan perpecahan di masyarakat.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Deddy mengimbau agar masyarakat dapat menikmati pesta demokrasi ini. Menurut Deddy, setelah pilkada selesai masyarakat jangan terus terbawa-bawa dalam perpecahan. Dia mencontohkan bagaimana pilkada Jakarta hingga kini tetap menimbulkan perpecahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selesai ya selesai, sudah jangan terbawa-bawa seperti Jakarta, tidak bagus lah Jakarta ini menurut saya," ujar Deddy di kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Senin, 27 November 2017.

Deddy berujar, masalah pilkada serentak 2018 hanyalah masalah waktu. Menurut dia, partai apa pun yang menang dalam pilkada harus tetap memiliki kontribusi di Jawa Barat. "Siapa pun yang menang nanti semua partai politik yang ada harus berkontribusi terhadap pembangunan Jawa barat, tidak terpecah belah," katanya.

Di sisi lain, menurut Deddy, sebagai Wakil Gubernur dia merupakan pembina partai politik di daerah. Oleh karena itu, Deddy melanjutkan, dia melakukan sejumlah safari politik ke setiap partai politik dalam tujuan membina. "Termasuk partai baru, seperti Partai Berkarya, Perindo, Partai Idaman, bisa juga ke PSI," ucapnya.

Deddy Mizwar merupakan calon gubernur yang akan maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat. Partai Demokrat resmi mengusung pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu untuk maju pada pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Keputusan tersebut berdasarkan hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat pada Selasa, 21 November 2017.

Pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu ini telah disokong lebih dulu oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional. Pasangan ini sebelumnya sempat didukung PKS dan Gerindra. Namun, di tengah jalan, DPD Gerindra Jawa Barat menarik dukungan terhadap pasangan tersebut. Hampir dua bulan pasangan ini terkatung-katung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus