Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) Alfian Ferdiansyah membuat bahan aditif lubrikan dengan memanfaatkan limbah peleburan timah. Pada riset ini, Alfian memilih nano powder timah oksida atau SnO2.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senyawa ini digunakan untuk mengatasi keterbatasan aditif antiaus dan antigesekan dari aditif konvensional yang belum optimal merespons reaksi kimia dengan substrat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada kendaraan, kunci merupakan komponen yang saling berkontak agar kendaraan dapat bergerak. Namun, gesekan antarkomponen ini sering kali menjadi penyebab utama kegagalan komponen. Adapun persentase kerusakan komponen yang disebabkan oleh friksi atau gesekan mencapai 82 persen.
Mengacu pada studi yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology di Amerika Serikat, tercatat kerugian akibat masalah lubrikasi menyentuh angka US$ 240 miliar per tahun. Akibatnya, industri harus mengalokasikan hingga 15 persen dari total biaya perawatan untuk mengatasi masalah ini. Padahal, manajemen lubrikasi yang tepat dapat menekan kebutuhan biaya menjadi hanya sekitar 2 persen dari total biaya perawatan.
Alfian mengatakan berkat kerja samanya dengan PT Timah Tbk, memungkinkan ia untuk merancang partikel nano oksida SnO2 sebagai aditif pada lubrikan.
"Serbuk nano SnO2 yang kami gunakan disintesis dari limbah hasil peleburan timah, sehingga kami mencapai peningkatan nilai tambah. Inovasi ini juga membuka peluang besar dalam pemanfaatan limbah yang mengandung timah, seperti sampah elektronik," kata dosen dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material UI itu melansir dari laman UI pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Pemilihan material nano sebagai aditif lubrikan didasarkan pada keunggulannya dalam mengatasi kelemahan aditif antiaus dan antigesekan dari aditif konvensional. Di samping itu, partikel nano unggul dari segi ukurannya yang mencapai rentang nanometer. Dengan demikian, memungkinkan pengaturan gesekan antarmuka yang ideal.
Dekan FTUI Heri Hermansyah mengatakan penelitian dan rancangan ini sangat menarik, karena topik nanoteknologi memiliki banyak manfaat. "Kami berharap riset ini dapat terus dikembangkan, mengingat dampak positifnya yang dapat membuka peluang besar dalam konteks ekonomi sirkular," kata dia.
Inovasi yang dikembangkan Alfian berhasil meraih peringkat dua dalam Think Efficiency 2023 untuk kategori Tribologi. Ajang ini diselenggarakan oleh Shell Indonesia dan Society Renewable Energy Indonesia guna mendorong inovasi yang efisien dan berdampak positif di bidang energi, tribologi serta digitalisasi.