Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Guru Besar UGM Ungkap Pentingnya Perencanaan Mitigasi untuk Daerah Rawan Gempa

Data memperlihatkan adanya pola peningkatan aktivitas gempa sejak 2013 dengan rata-rata 10.000 kali dalam setahun.

15 Januari 2024 | 10.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat aktivitas gempa bumi menunjukkann tren peningkatan dalam beberapa tahun terkahir. Data memperlihatkan adanya pola peningkatan aktivitas gempa sejak 2013 dengan rata-rata 10.000 kali dalam setahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Guru Besar Geologi Universitas Gadjah Mada atau UGM Wahyu Wilopo mengatakan kondisi tersebut dikarenakan posisi Indonesia yang berada di kawasan Ring of Fire atau cincin api Pasifik dan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia. “Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan derah rawan gempa bumi,” kata dia dikutip dari laman UGM, Senin, 15 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena itu, Wahyu menilai mitigasi bencana menjadi hal yang patut diperhatikan dan dikuatkan untuk meminimalkan dampak bencana. Mitigasi awal yang harus dilakukan adalah penyusunan tata ruang berbasis informasi multi bahaya khususnya gempa bumi.

Menurut Wahyu, ada empat prinsip pendekatan perencanaan di daerah rawan gempa bumi. Pertama, mengumpulkan informasi bahaya patahan aktif yang akurat. Kedua, rencanakan untuk menghindari bahaya zona patahan sebelum pengembangan dan pembagian ruang.

Ketiga, mengambil pendekatan berbasis risiko di wilayah yang sudah dikembangkan atau ditempati. Keempat, komunikasikan risiko di kawasan terbangun pada zona patahan.

“Untuk daerah yang telah dihuni perlu adanya penguatan gedung, peningkatan ketangguhan, dan kesiapsiagaan masyarakat,” kata Wahyu.

Selain itu, dalam melakukan mitigasi bencana, Wahyu mengatakan perlu adanya kerja sama erat antara pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi dan media massa. Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Gempa Sumedang menjadi gempa besar yang cukup merusak pada awal tahun ini. Gempa yang diawali pada 31 Desember 2023 itu diikuti sejumlah gempa susulan dengan kekuatan bervariasi. Magnituodo paling besar sekitar M 4,8. Gempa itu menyebabkan ratusan bangunan rusak dan ribuan orang harus mengungsi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus