Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Hasto PDIP Singgung Partai yang Elektoralnya Turun, Munculkan Kader Partai Lain

Hasto PDIP tidak menyebut dengan lugas partai mana yang ia maksud. Namun, partai yang sudah tegas mengumumkan bakal capres adalah Partai NasDem.

18 Juli 2022 | 10.13 WIB

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat mengumumkan tiga bakal calon presiden dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem menetapkan 3 bakal calon presiden (capres) yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. TEMPO/M Taufan Rengganis
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat mengumumkan tiga bakal calon presiden dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem menetapkan 3 bakal calon presiden (capres) yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya tidak akan buru-buru mengumumkan calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024. Kata Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pasti akan mengumumkan capres di momentum yang tepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik. Kader PDIP harus taat asas. Ibu Mega sedang mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa,” ujar Hasto lewat keterangannya yang dikutip pada Senin, 18 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hasto tidak menyebut dengan lugas partai mana yang ia maksud. Namun, partai yang sudah tegas mengumumkan bakal capres adalah Partai NasDem. Lewat Rakernas Juni lalu, NasDem telah mengumumkan tiga kandidat bakal capres, salah satunya adalah kader PDIP, Ganjar Pranowo. Dua lainnya adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Beberapa kali Hasto menyebut bahwa partai semestinya melakukan kaderisasi pemimpin dari internal, bukan membajak kader partai lain.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya sebelumnya mengungkap sejumlah alasan partainya mengusung kandidat eksternal. Alasan pertama, NasDem ingin mengembalikan pelembagaan partai politik. Partai-partai modern saat ini dinilai telah bergeser dari pelembagaan.

Ketidakterlembaganya partai politik ini, kata dia, tampak dari  terlalu dominannya figur top leader bahkan sejak awal kelahirannya. Menurut Willy, partai semestinya berperan sebagai jembatan atau sarana transportasi bagi calon pemimpin bangsa.

"Kami ingin menjadi partai publik, kalau dianalogikan, ya, seperti busway," ujar Willy kepada Tempo di bilangan Senayan, Jumat, 17 Juni 2022.

Sementara itu, ia menyebut NasDem terus melakukan kaderisasi internal. Namun Partai NasDem yang berdiri pada 2011, ujar dia, tidak bisa dibandingkan dengan PDIP misalnya yang sudah berdiri hampir setengah abad lalu, ditambah sejarah panjang sejarah sebelumnya.

"Enggak apple to apple kalau NasDem disandingkan dengan PDIP. Partai itu udah bangkotan, punya anak punya cucu. Kami ini punya anak saja belum. Jadi kalau dibandingkan dengan sistem kaderisasi, kenapa tidak kader internal? Bos, yang satu lahirnya kapan, yang satu lahirnya di kota, satu lagi di desa. Enggak adil, dong," ujar Willy.

Menurut dia, akan ada saatnya bagi partai NasDem memajukan kader sendiri. Namun untuk saat ini, pilihan paling rasional bagi NasDem adalah mengusung kader eksternal yang secara elektabilitas tinggi, disamping juga memiliki kapasitas yang mumpuni. "Kami harus objektif dan realistis, kami ini partai rasional. Enggak mungkin kami memaksakan diri. Kenapa kami harus sok-sokan?" tuturnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus