Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Istana Klaim Program Beasiswa Tak Terkena Dampak Pemangkasan Anggaran

Istana menyatakan, gaji pegawai dan pelayanan publik bukan termasuk pos anggaran yang dipangkas.

14 Februari 2025 | 14.14 WIB

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 20 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Perbesar
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 20 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi memastikan program beasiswa tidak akan terkena dampak pemangkasan anggaran. Menurut Hasan,  gaji pegawai dan pelayanan publik bukan termasuk pos anggaran yang dipangkas, apalagi pelayanan pendidikan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ia memastikan layanan pendidikan, seperti operasional perguruan tinggi, Kartu Indonesia Pintar, dan program beasiswa akan tetap dilanjutkan. “Beasiswa itu bagian dari layanan yang dijamin oleh pemerintah dan akan dipenuhi,” ujar Hasan di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat, 14 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kebijakan pemangkasan anggaran bermula dari Presiden Prabowo Subianto yang telah menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun 2025. Lewat regulasi ini, Presiden Prabowo memangkas anggaran kementerian dan lembaga pada 2025 hingga membuat negara hemat Rp 306,69 triliun.

Kekhawatiran sektor pendidikan bakal terganggu akibat pemangkasan anggaran setelah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) memetakan restrukturisasi anggaran yang berpotensi dipangkas. Sekretaris Jenderal Kemendiktisaintek Togar M. Simatupang sebelumnya mengatakan, kementerian terkena pemangkasan anggaran Rp 22,5 triliun dari total pagu anggaran 2025 sebesar Rp 57,6 triliun. Setelah rekonstruksi dilakukan, Togar menuturkan, Kemendiktisaintek hanya mampu menetapkan sekitar 10 persen dari total pemangkasan sebesar Rp 22,5 triliun.

Sejumlah anggaran beasiswa yang dikelola Kemendiktisaintek juga disebut berpotensi dikurangi. Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro memaparkan sejumlah anggaran beasiswa yang dipangkas di antaranya beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (Adik), beasiswa Kerja Sama Negara Berkembang (KNB), serta beasiswa dosen dan tenaga kependidikan.

“Beasiswa ada KIP kuliah, pagu awalnya Rp 14,698 triliun, kemudian efisiensi oleh Ditjen Anggaran (Kemenkeu) sebesar Rp 1,31 triliun. Kami usulkan kembali agar tetap pada pagu semula, yaitu Rp 14,698 triliun, karena ini termasuk kategori yang tidak kena efisiensi,” kata Satryo dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Rabu, 12 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara.

Kemudian, pada program BPI dan Beasiswa Adik, Satryo menjelaskan pemangkasan  anggaran sebesar 10 persen dari pagu awal sejumlah masing-masing Rp 194 miliar dan Rp 213 miliar. Adapun pada Beasiswa KNB serta dosen dan tenaga kependidikan, pemangkasan anggaran sebesar 25 persen dari pagu awal sejumlah masing-masing Rp 85 miliar dan Rp 236 miliar.

Uang kuliah tunggal atau UKT mahasiswa berpotensi naik imbas pemangkasan anggaran oleh Kemendiktisaintek. Kenaikan besaran UKT berpotensi terjadi lantaran hampir setengah dari anggaran untuk riset terkena pemangkasan.

Adapun Hasan Nasbi menegaskan, Presiden Prabowo sangat menaruh perhatian besar terhadap pendidikan. Hal ini, kata dia, terlihat dari program Presiden Prabowo seperti perbaikan ruang sekolah dan kurikulum. Ia mengklaim sudah ada 10 ribu sekolah dari total 330 ribu sekolah yang sudah diperbaiki tahun ini. 

Kemudian, ada program makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan integrasi kurikulum dalam negeri dengan kurikulum standar internasional. “Jadi beliau menaruh perhatian yang sangat besar terhadap sektor pendidikan,” ujarnya. 


M. Rizki Yusrial, Hanin Marwah, Vedro Imanuel Girsang, dan Ilona Estherina, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus