Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada musim haji kali ini, sejumlah jemaah haji asal Indonesia meninggal di Tanah Suci. Para jamaah yang wafat dimakamkan di berbagai lokasi di Arab Saudi, sesuai dengan prosedur setempat dan persetujuan pihak keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara jemaah haji meninggal ada yang dimakamkan di Mekah dan Madinah, tempat-tempat yang memiliki nilai religius yang tinggi bagi umat Islam. Pemakaman-pemakaman ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga mencerminkan kehormatan bagi mereka yang meninggal saat menjalankan ibadah haji.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut adalah kisah jemaah haji asal Indonesia yang meninggal dan dimakamkan di tempat yang berbeda-beda di Arab Saudi.
Makam WNI yang meninggal dalam kecelakaan di tol Madinah-Jeddah, Arab Saudi, di kompleks pemakaman Baqi’ dekat Masjid Nabawi Madinah, 19 Juni 2018.[Tempo/KBRI Arab Saudi]
Pemakaman Soraya, Mekah
Seorang jemaah haji asal Cianjur, Hobsiah binti Oim Okin, meninggal dunia dalam usia 72 tahun setelah menjalani perawatan di RS Mecca Medical Center. Kondisinya terus menurun setelah beberapa jam dirawat dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Almarhumah berangkat ke Tanah Suci bersama suaminya dalam Kloter 22 dan rencananya pulang pada tanggal 2 Juli. Jenazah Hobsiah dimakamkan di Pemakaman Soraya, Mekah, setelah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga.
Menurut Ketua Tim Bina Haji Reguler dan Advokasi Haji Bidang PHU Kanwil Kemenag NTB, Syukri Safwan, seorang haji asal NTB bernama Sade binti Amaq Ratnasih juga wafat di Arab Saudi dalam usia 80 tahun.
Sade yang merupakan warga Mertak Wareng, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, tergabung dalam Kloter 2 Embarkasi Lombok. Jenazahnya dimakamkan pada hari yang sama pukul 20.30 WAS di Pemakaman Soraya, Mekah.
"Almarhumah meninggal pada hari Jumat, 21 Juni 2024 pukul 07.23 Waktu Arab Saudi (WAS), akibat penyakit Cardiac Arrhythmia atau serangan jantung," kata Syukri Safwan, dilansir dari Antara.
Dengan wafatnya dua jamaah haji tersebut, jumlah jemaah haji asal Cianjur yang meninggal di Tanah Suci menjadi dua orang, sementara jamaah haji asal NTB yang wafat di Arab Saudi menjadi tiga orang. Semoga tidak ada lagi jamaah haji asal Indonesia yang sakit atau meninggal dunia di Tanah Suci dan seluruh jamaah dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat.
Pemakaman Baqi, Madinah
Seorang calon haji asal Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan bernama Yusman meninggal dunia pada usia 64 tahun setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit King Fahd, Madinah. Yusman tergabung dalam Kloter 2 Embarkasi Palembang.
Setibanya di Madinah pada 13 Mei, kondisi kesehatannya memburuk sehingga dibawa ke rumah sakit dan sempat dirawat satu malam. Namun, pada Selasa, 14 Mei 2024, Yusman dinyatakan meninggal dunia pada pukul 17.25 WAS.
Proses pengurusan dokumen dan pemulasaraan jenazah dilakukan di RS King Fahd. Jenazah almarhum kemudian dibawa ke Masjid Nabawi untuk dishalatkan. Setelah salat Subuh, sekitar pukul 04.45 WAS, jenazah dikuburkan di makam Baqi, Madinah.
Pemakaman Syuhada Harom Saerah, Mekah
Rumini Muhammad (87), seorang jamaah haji asal Praimeke, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, meninggal dunia pada Sabtu, 8 Juni 2024. Jemaah haji berusia 87 tahun ini meniggal pukul 09.00 WAS di RS An-Nuur, Mekah. Penyebab kematian Rumini yang tergabung dalam Kloter 11 adalah serangan jantung. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Pemakaman Syuhada Harom Saerah, Mekah.
Kematian Rumini menambah daftar jamaah haji asal Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci pada musim haji kali ini. Dengan adanya kejadian ini, pihak terkait diharapkan dapat terus memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh jamaah haji, terutama yang lanjut usia atau memiliki riwayat penyakit tertentu, untuk mengurangi risiko kematian selama menjalankan ibadah haji.
Pilihan Editor: 562 Jemaah Haji Meninggal Terbanyak karena Gelombang Panas