Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

25 April 2024 | 17.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla berjalan saat menghadiri acara gerakan masjid bersih 2024 di Masjid Akbar Kemayoran, Jakarta, Rabu, 6 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan upaya berkelanjutan untuk mendorong terciptanya masjid yang bersih dan nyaman bagi umat Islam di seluruh Indonesia, khususnya dalam menyambut bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jusuf Kalla alias JK mengatakan akar konflik di Papua adalah salah sangka masyarakat Papua terhadap pemerintah pusat. Kalla menyebut selama ini masyarakat Papua menganggap pemerintah pusat menguras kekayaan alam Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Padahal selama ini yang terjadi apa yang diberikan pemerintah pusat kepada rakyat Papua jauh lebih besar dari apa yang diambilnya dari Papua, baik ekonomi maupun politik,” kata Jusuf Kalla usai memberikan kuliah umum kepada mahasiswa FISIP UI jurusan Hubungan Internasional Dialog Perdamaian  "Jusuf Kalla dan Usaha Mengakhiri Konflik Terbuka" di Kampus UI, Kamis, 25 April 2024, dikutip dari keterangan tertulisnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 ini mengatakan, apa yang diberikan pemerintah pusat melalui program otonomi khusus kepada masyarakat Papua, jauh lebih besar daripada apa yang diperolehnya dari Papua. 

Menurut dia, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya. Padahal, kata dia, sebenarnya apa yang diberikan itu jauh lebih besar daripada apa yang diambil pemerintah dari pajak-pajak dan penerimaan Papua. 

Selain keistimewaan dalam hal ekonomi, ia mengatakan pemerintah Indonesia juga memberikan kewenangan politik yang sangat besar kepada Papua, yakni hanya membolehkan Orang Asli Papua (OAP) yang boleh mengikuti pemilukada di Papua. 

“Ini di Papua jauh lebih federal daripada federal. Di Papua hanya orang asli Papua yang bisa jadi gubernur Papua. Di lain pihak secara hukum orang Papua bisa menjadi gubernur di Jawa atau Sulawesi, tapi orang Sulawesi tidak bisa menjadi gubernur atau bupati di Papua,” ujar JK. 
 
JK mendorong pemerintah bisa memberikan pemahaman tersebut kepada masyarakat Papua. Selain itu, JK berharap agar elite Papua memperbaiki pengelolaan keuangan Papua. Sebab, kata dia, sebanyak apa pun uang yang dikucurkan ke Papua, sering tidak sampai ke masyatakat karena pengelolaan yang kurang baik.

Eka Yudha Saputra

Eka Yudha Saputra

Alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Bergabung dengan Tempo sejak 2018. Anggota Aliansi Jurnalis Independen ini meliput isu hukum, politik nasional, dan internasional

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus