Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kebingungan Para Lansia di Hari Pertama Cek Kesehatan Gratis

ia berharap para lansia mendapatkan pendampingan dari keluarga jika hendak mengikuti program Cek Kesehatan Gratis.

10 Februari 2025 | 19.13 WIB

Proses pendaftaran Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Pulogadung, 10 Februari 2025. Tempo/Hammam Izzuddin
Perbesar
Proses pendaftaran Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas Pulogadung, 10 Februari 2025. Tempo/Hammam Izzuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Halaman Puskesmas Pulogadung, Jakarta Timur, dipadati pasien yang hendak berobat. Sebagian di antara mereka merupakan peserta Cek Kesehatan Gratis, salah satu program quick win Presiden Prabowo Subianto yang mulai bergulir pada Senin, 10 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di antara ratusan orang di Puskesmas Pulogadung, hanya segelintir yang sengaja datang untuk ikut Cek Kesehatan Gratis. Setidaknya hingga tengah hari, dari 30 kuota yang disediakan, hanya ada 20 peserta yang berhasil registrasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu syarat program ini adalah ulang tahun di hari yang sama atau paling maksimal 30 hari sebelum waktu pengecekan kesehatan. Program ini rencananya bergulir setiap hari kerja.

Sekitar pukul 10.00, tiga petugas kembali mensosialisasikan tata cara pendaftaran program ini di hadapan pasien yang sedang antre berobat di puskesmas. Sebagian pasien tampak antusias. Salah satunya Mustofa, lelaki asal Kampung Ambon yang sebenarnya datang untuk meminta rujukan ke dokter.

Lelaki 72 tahun itu tampak bingung menatap gawainya. Ia sudah mengunduh aplikasi Satu Sehat buatan Kementerian Kesehatan yang jadi satu syarat pendaftaran program ini. Namun dia belum membuat akun. Ia lalu menanyakan ke salah seorang wartawan yang ada di dekatnya.

“Cari tahu email itu di mana?” kata Mustofa dengan polos.

Wartawan itu lantas menunjukkan dengan seksama. Namun, setelah melihat sejumlah persyaratan lain untuk membuat akun, Mustofa mengernyitkan dahinya. Ia perlu mencantumkan NIK dan beberapa data lain.

“Ulang tahun saya masih April. Tapi ya pengin tahu cara biar bisa daftar,” kata dia.

Tak berselang lama, petugas pun menghampirinya. Terjadi diskusi panjang. Dan lelaki lelaki yang rambutnya telah beruban ini terlihat menganggukkan kepalanya.

Mustofa tidak sendiri, sejumlah pasien lansia yang sedang berobat di Puskesmas Pulogadung juga tampak antusias dan ingin mendaftar. Namun banyak yang belum berhasil. Ada yang tidak membawa gawai hingga akun email di ponsel pintar yang ia bawa ternyata tersambung ke email milik suaminya.

Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi (tengah) setelah meninjau pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis di Puskemas Pulogadung, 10 Februari 2025. Tempo/Hammam Izzuddin

Bagi mereka yang lebih muda dan familiar dengan teknologi, melengkapi persyaratan terasa lebih mudah. Saiful Bahri misalnya, awalnya datang ke Puskesmas Pulogadung untuk cek darah. Namun mendengar ada program Cek Kesehatan Gratis, ia langsung membuat akun di aplikasi Satu Sehat.

“Sebelumnya enggak tahu ada program ini. Ini lagi menunggu antrean sekalian bikin akun saja,” kata Saiful kepada Tempo.

Saiful mengaku tidak kesulitan. Dengan sedikit bantuan dari petugas, ia berhasil membuat akun sebagai persyaratan. Meski ia baru berulang tahun pada Juli mendatang, Saiful berniat mengikuti program Cek Kesehatan Gratis.

Kepala Satuan Pelaksana UKP Puskesmas Pulogadung Helly Zafni Syahril mengatakan para lansia memang cukup terkendala untuk mengikuti program ini. Menurut dia, sebagian peserta bahkan datang tanpa membawa ponsel pintar.

“Tadi ada satu dua peserta yang memang datang karena dengar ada program ini dan tidak punya handphone. Jadi kami upayakan daftar secara manual,” kata Helly.

Helly mengakui masih perlu sosialisasi lebih lanjut agar para peserta memahami persyaratan program ini. Namun ia mengatakan antusiasme masyaraka cukup besar untuk bisa mengikuti Cek Kesehatan Gratis.

Senada, Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan masih banyak masyarakat yang tidak semua masyarakat familiar dengan ponsel pintar. Selain sosialisasi lebih lanjut, ia berharap para lansia mendapatkan pendampingan dari keluarga jika hendak mengikuti program Cek Kesehatan Gratis.

“Perlu kita lebih bersinergi dan kolaborasi. Kami akan terus lakukan bersama Organisasi Perangkat Daerah agar semakin banyak masyarakat yang tahu,” kata Teguh kepada awak media di lokasi.

Pada hari pertama pelaksanaannya, terdapat 44 puskesmas di Jakarta yang memfasilitasi Cek Kesehatan Gratis. Teguh mengatakan akan nada 292 puskemas pembantu yang bisa turut mendukung apabila nantinya pendaftar program ini semakin tinggi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman mengatakan pelaksanaan cek kesehatan gratis dimulai di lebih dari 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia. Selain itu, terdapat potensi perluasan ke fasilitas layanan kesehatan lain yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/33/2025 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan Gratis Hari Ulang Tahun, pelaksanaan CKG atau medical check-up (MCU) yang tidak dipungut biaya dibedakan atas kelompok usianya, yaitu bayi baru lahir (usia 2 tahun), balita dan anak prasekolah (usia 1-6 tahun), dewasa (usia 18-59 tahun), serta lansia (mulai usia 60 tahun).

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/33/2025, berikut ketentuan mengikuti program PKG Hari Ulang Tahun:

  • Mengunduh dan mendaftar di aplikasi SATUSEHAT Mobile (SSM).
  • Bagi bayi baru lahir didaftarkan oleh petugas kesehatan melalui situs web Aplikasi Sehat Indonesiaku (Asik).
  • Mendaftarkan atau mengaktifkan Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
  • Mengisi kuesioner skrining secara mandiri pada H-7 ulang tahun.
  • Peserta berusia 40 tahun ke atas disarankan untuk berpuasa sejak 8-10 jam sebelum PKG, dengan tidak mengonsumsi makanan dan minuman selain air putih.
  • Peserta lanjut usia (lansia) disarankan datang dengan pendamping.
  • Masyarakat dapat berkunjung ke FKTP maksimal 30 hari setelah hari ulang tahun (H+30).
  • Saat berkunjung ke FKTP, masyarakat harus membawa identitas diri, seperti kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), kartu identitas anak (KIA), atau kartu keluarga (KK); buku kesehatan ibu dan anak (KIA) bagi balita dan anak prasekolah; tiket pemeriksaan di aplikasi SATUSEHAT Mobile atau WhatsApp; serta hasil pengisian formulir kuesioner skrining mandiri. 

Sementara itu, bagi masyarakat yang belum mendaftar atau tidak memperoleh pemberitahuan mengenai program cek kesehatan gratis ulang tahun dapat mendatangi langsung FKTP dengan membawa:

  • Identitas diri (e-KTP, KIA, atau KK).
  • Ponsel pintar (smartphone) untuk mengunduh aplikasi SATUSEHAT Mobile.   
  • Mengisi kuesioner mandiri menggunakan tautan (link) atau kode QR yang disediakan di FKTP.
  • Masyarakat yang tidak mempunyai ponsel akan dibantu petugas di FKTP untuk mengisi data pasien melalui situs web ASIK dan tautan atau kode QR untuk pengisian kuesioner mandiri.
  • Masyarakat yang tidak mempunyai kartu identitas diri akan dibantu petugas di FKTP untuk mengisi data pasien melalui situs web ASIK dan tautan atau kode QR untuk pengisian kuesioner mandiri.

Pilihan Editor: Program Cek Kesehatan Gratis Resmi Diluncurkan, Cak Imin: Serentak di Seluruh Indonesia

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus