Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah difabel yang tinggal di sebuah kompleks perumahan penyandang disabilitas di Bayville, New York, Amerika Serikat, luput dari pemantauan saat wabah corona. Setelah pandemi terjadi selama sekitar dua bulan di Amerika, pemerintah baru tahu kalau ada difabel di kompleks tersebut yang terinfeksi COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di kompleks perumahan tersebut tercatat ada 47 difabel yang menghuni 37 rumah. Mereka tinggal bersama keluarga dan penamping. Direktur Eksekutif Lembaga Non-pemerintah yang mengadvokasi penyandang Celebrl Palsy CP Nassau, Bob McGuire pernah melapor kepada otoritas kesehatan di New York agar memperhatikan difabel yang tinggal di kompleks tersebut pada 24 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sayangnya laporan tersebut tak segera ditindaklanjuti hingga ada penyandang disabilitas yang jatuh sakit dan meninggal. Barulah petugas melakukan tes COVID-19 kepada penghuni kompleks dan diketahui ada sebelas orang positif COVID-19. "Dua orang meninggal karena infeksi virus corona," kata Bob McGuire seperti dikutip dari New York Times, Rabu 8 April 2020.
Data dari Consordium New York Disability menunjukkan terdapat sekitar 1.100 dari 140 ribu penyandang disabilitas yang terinfeksi virus corona di Amerika Serikat. Sebanyak 105 difabel di antaranya meninggal karena COVID-19. Angka itu jauh di atas non-difabel.
Manager, Disability and Life Appeals The Hartford -sebuah organisasi penyandang disabilitas, Jennifer O’Sullivan mengatakan telah menyiapkan pendamping bagi difabel dalam masa wabah corona. "Kami menambah jumlah pendamping bagi penyandang disabilitas untuk memantau kondisi mereka, terutama yang tinggal kawasan tertentu, seperti kompleks perumahan khusus difabel dan panti jompo," ucap O’Sullivan.