Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam- Warga nampak beraktivitas seperti biasa setelah pemerintah memutuskan membatalkan pengosongan Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepri yang awalnya dijadwalkan hari ini, Kamis 28 September 2023. Ada yang berkebun dan ada juga yang berjualan di warung-warung kecil samping jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada aktivitas yang berbeda dari hari sebelumnya. Beberapa aparat gabungan masih berjaga di posko-posko yang didirikan. Nampak juga beberapa kendaraan kepolisian melintas di perkampungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rencananya pengosongan hari ini, tetapi informasinya dibatalkan," kata Iskandar, warga Pulau Rempang, Kamis 28 September 2023.
Beberapa warga berjaga di posko Lembaga Bantuan Hukum (LBH) seperti yang terlihat di posko LBH Pasir Panjang. Sejumlah warga lainnya ada yang mengumpulkan sumbangan untuk membeli bahan makanan. "Kami punya jadwal berjaga di posko siang malam," ujarnya.
Ada juga warga yang bersiap akan menggelar acara peringatan Maulid Nabi, sekaligus doa bersama menolak relokasi kampung. "Maulid Nabi kita laksanakan sore nanti," kata warga lainnya.
Warga mulai pindah, mayoritas menolak relokasi
Badan Pengusahaan Batam terus melakukan pendekatan persuasif kepada warga Rempang. Sebanyak tiga KK di Kelurahan Sembulang telah bersedia secara sukarela untuk pindah ke hunian sementara, pada Senin 25 September 2023.
Data dari BP Batam 27 September 2023, warga sudah mendaftar hingga saat ini berjumlah 317 KK. Sedangkan yang sudah berkonsultasi sebanyak 467 KK. Setidaknya terdapat 700 KK lebih yang akan direlokasi akibat terdampak proyek Rempang Eco-city. Terdiri dari lima kampung, Pasir Panjang, Sembulang Hulu, Sembulang Tanjung, Sembulang Pasir Merah, dan Blongkeng.
YOGI EKA SAHPUTRA