Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Kronologi Rekrutmen Mitra Tuli Grab Indonesia yang Dianggap Diskriminatif

Grab Indonesia menyampaikan permohonan maaf dan telah menghubungi Tonanda Putra, difabel Tuli yang mengalami diskriminasi saat mengikuti rekrutmen.

28 April 2022 | 09.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengemudi ojek online atau Grab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang Tuli menyatakan mendapat perlakuan diskriminatif saat mengikuti rekrutmen mitra Grab Indonesia, sebuah layanan transportasi daring. Difabel Tuli bernama Tonanda Putra ini menyampaikan bagaimana proses seleksi yang dia jalani pada Selasa, 26 April 2022 melalui akun media sosial bersama istrinya, Amanda Farliany.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah keluhan ini viral, Grab Indonesia menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan mengakui ada perlakuan yang tidak pantas oleh petugas keamanan dalam proses rekrutmen. Perusahaan tersebut juga menginvestigasi pengaduan itu dan berjanji memperbaiki mekanisme penerimaan mitra Grab supaya lebih ramah penyandang disabilitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amanda Farliany Faishal bersama suaminya saat membuat video surat terbuka untuk Grab Indonesia. Foto: IG Amanda Farliany.

Berikut kronologi rekrutmen mitra Grab Indonesia yang dialami oleh Tonanda Putra.

Mengikuti rekrutmen pada Selasa, 26 April 2022

Dalam video di media sosial, Tonanda Putra menyatakan mengikuti seleksi mitra Grab Indonesia di Cakung, Jakarta Timur. Dalam video tersebut, Amanda juga menjelaskan bahwa mereka adalah pasangan suami istri Tuli.

Sejak awal, Tonanda sudah menyampaikan kalau dia penyandang disabilitas Rungu atau Tuli. Namun petugas yang menerimanya tidak mengindahkan pernyataan tersebut.

Bentuk diskriminasi

Lantaran tidak menggubris keterangan Tonanda Putra kalau dia adalah difabel Tuli, maka petugas melakukan berbagai tes yang mendiskriminasi. Di antaranya, Tonanda harus membaca undangan wawancara dari Grab dengan suara keras dan jelas. Padahal bentuk komunikasi difabel Tuli tidak menggunakan bahasa berbasis suara melainkan bahasa isyarat berupa gerakan tangan.

Tonanda juga wajib mengikuti tes pendengaran dengan cara dipanggil namanya dari kejauhan disertai tepukan tangan. Amanda Farlany mengatakan, cara seperti itu menyinggung penyandang disabilitas Rungu.

Bagi difabel Tuli, yang dilakukan oleh petugas rekrutmen tersebut mencerminkan tindakan audisme atau merasa lebih superior, lebih tinggi, lebih baik ketimbang orang yang memiliki gangguan pendengaran. Secara tidak langsung, petugas tersebut telah menghina difabel Tuli.

Grab Indonesia minta maaf

Dalam sebuah pernyataan terbuka, Grab Indonesia menyampaikan permohonan maaf dan telah berkomunikasi dengan Tonanda Putra. "Menyatakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada beliau atas kejadian yang dialami," tulis pernyataan Grab yang dipublikasikan pada Rabu, 27 April 2022.

Hasil investigasi sementara, Grab menemukan terjadi kesalahan prosedural di lapangan. Grab Indonesia telah membebastugaskan petugas yang menghinda difabel Tuli tersebut.

Grab Indonesia juga menyatakan langsung menghubungi Tonanda Putra pada Selasa, 26 April 2022 untuk menyampaikan permohonan maaf dan ingin bertemu. Grab Indonesia berkoordinasi dengan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia atau Gerkatin, terutama dalam memperbaiki sistem rekrutmen.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus