Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kubu dua pasangan calon presiden-wakil presiden sama-sama menyatakan lebih peduli terhadap pencegahan dan penanggulangan bencana di Indonesia. Presiden Joko Widodo menyatakan akan menambah anggaran untuk pengadaan alat pendeteksi tsunami setelah kejadian tsunami di Selat Sunda. Calon presiden nomor urut 01 yang berpasangan dengan calon wakil presiden Ma’ruf Amin ini meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menambah alat pendeteksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kubu calon presiden Prabowo Subianto-calon wakil presiden Sandiaga Uno tak mau kalah menunjukkan perhatiannya terhadap bencana. Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan Prabowo akan membentuk kementerian urusan bencana jika terpilih menjadi presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ide membentuk kementerian urusan bencana, kata Dahnil, muncul setelah berkaca pada buruknya manajemen pemerintahan Jokowi dalam menangani bencana. Dahnil menuding pemerintah tidak peduli terhadap ancaman bencana alam. "Ini ditunjukkan dengan tiadanya sistem yang mumpuni untuk penanggulangan bencana," kata dia, Senin lalu.
Calon presiden Prabowo Subianto berziarah di kuburan massal korban bencana gempa dan tsunami di Desa Siron, Aceh Besar, Aceh, 26 Desember lalu.
Dahnil menambahkan, selama ini kekuatan penanganan bencana di Indonesia hanya bertumpu pada solidaritas masyarakat. "Early warning system tsunami saja bisa rusak atau hilang dicuri," kata dia.
Menanggapi Dahnil, juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menyebut pernyataan Dahnil sebagai hal yang keliru. Sebab, kata dia, Indonesia telah memiliki badan khusus untuk menangani bencana, yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ace menjelaskan, pembentukan BNPB diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Ini adalah badan khusus yang menangani bencana, langsung di bawah presiden. Ace menilai BNPB sudah mampu bekerja dengan baik terhadap penanganan bencana, terlihat dari bencana yang terjadi di Nusa Tenggara Barat, Palu, serta tsunami di Banten dan Lampung. "BNPB telah mampu bekerja dengan sigap, cepat, tanggap, dan responsif," kata Ace, kemarin.
Dia mengatakan pemerintah berkomitmen dalam penanggulangan bencana ini. Dia mengklaim BNPB memiliki anggaran khusus sebesar Rp 619 miliar pada 2019. Ace juga menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp 6,5 triliun jika terjadi bencana.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap BNPB, Ace mengatakan, Jokowi juga akan melantik pengganti Laksamana Muda Willem Rampangilei untuk jabatan Kepala BNPB. Willem Rampangilei dilantik Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPB pada 7 September 2015.
FIKRI ARIGI | VINDRY FLORENTIN | REZKI ALVIONITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo