Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan tak bisa lagi melakoni aktivitas lamanya naik sepeda motor saat bepergian. Hal ini terjadi lantaran mata Novel rusak akibat disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu. "Udah enggak, enggak dulu (naik motor)," kata Novel kepada Tempo, Jumat, 22 November 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk berangkat dan pulang kantor, Novel kini mengandalkan mobil dinas dari KPK. "Mobil dari kantor ada yang antar jemput," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mata kiri Novel mengalami kerusakan 95 persen, sedangkan mata kanannya harus menggunakan hard lens untuk dapat melihat. Dua setengah tahun lewat, namun kasus penyerangan Novel belum juga terungkap.
Penyidik yang kerap menangani kasus korupsi kakap ini dulunya terkenal kerap bepergian dengan sepeda motor. Dia bahkan pernah dua kali ditabrak oleh orang yang diduga ingin menyerangnya.
Insiden penabrakan yang terakhir menimpa Novel ketika menangani dua kasus kakap pada pertengahan 2016. Pagi itu, berangkat menuju kantor KPK di kawasan Kuningan, Jakarta, Novel keluar dengan sepeda motor dari rumahnya di kawasan Kelapa Gading.
Di jalan yang membelah daerah pertokoan tak jauh dari rumah Novel, sebuah mobil Avanza menyeruduk. Noval terpental dari tunggangannya hingga berguling-guling di jalan. Sedangkan si penabrak langsung kabur begitu targetnya jatuh. Walhasil, selama beberapa hari Novel tertatih-tatih masuk kantor karena kaki kanannya terluka imbas tertimpa sepeda motor.
Novel Baswedan juga pernah akan ditabrak, tetapi salah orang. Peristiwa ini terjadi pada 2011. Waktu itu Novel sedang menangani kasus cek pelawat. Dia selamat karena penabraknya salah mengidentifikasi target. Yang jadi korban adalah Dwi Samayo, juga penyidik KPK, yang sekilas mirip Novel.