Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pertemuan Prabowo-Jusuf Kalla Bahas Revolusi Hijau dan Serap Gabah Petani

Presiden Prabowo dan Jusuf Kalla membahas serap gabah petani, program revolusi hijau, dan pemberdayaan masyarakat.

4 Februari 2025 | 15.10 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) menyapa Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (kanan) usai tiba di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, 4 Desember 2024. ANTARA/HO/BPMI-Kris
Perbesar
Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) menyapa Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (kanan) usai tiba di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, 4 Desember 2024. ANTARA/HO/BPMI-Kris

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -- Presiden Prabowo Subianto bertemu Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia Jusuf Kalla (JK) pada Selasa, 4 Februari 2025. Menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pertemuan yang dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, keduanya membahas serap gabah petani, program revolusi hijau, dan pemberdayaan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Bagaimana serap gabah, bagaimana dahulu revolusi hijau, dan bagaimana bimbingan masyarakat atau bimas," kata Andi Amran di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa, 4 Februari 2025. Andi Amran ikut hadir menemani Prabowo untuk menemui Jusuf Kalla (JK)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Andi Amran menuturkan, Jusuf Kalla memberikan masukan sejumlah hal itu kepada Presiden Prabowo. "JK memberi masukan karena beliau banyak pengalaman. Dan itu masukan yang baik bagi kami," ujar Andi. 

Saat ditanya pertemuan juga membahas mengenai kebijakan gas LPG 3 KG, Andi mengatakan, hal itu bisa ditanyakan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.  

Adapun Revolusi hijau adalah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan dengan menggunakan teknologi modern dalam pertanian. Revolusi hijau di Indonesia terjadi pada masa Orde Baru, sekitar tahun 1960-an hingga 1980-an.

Dalam isu yang lain, pemerintah menerapkan kebijakan baru untuk memastikan pendistribusian subsidi energi berjalan lebih tepat sasaran. Kementerian ESDM menyatakan, mulai 1 Februari 2025, Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau biasa disebut elpiji subsidi 3 kilogram--sering disebut gas melon--hanya dapat dibeli di pangkalan resmi yang terdaftar di Pertamina. Langkah ini dilakukan untuk memastikan harga yang sesuai dengan harga ecer tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Namun, langkah ini dianggap menyusahkan Masyarakat. Akibat kebijakan ini, masyarakat kesulitan untuk bisa membeli gas LPG 3 KG. Belakangan, Menteri Bahlil Lahadalia mengungkapkan permintaan Presiden Prabowo untuk mengaktifkan kembali pengecer bisa menjual LPG 3 kg. Bahlil mengatakan statusnya bakal berubah menjadi sub pangkalan secara otomatis. "Tidak dikenakan biaya apapun,” kata Bahlil dalam sidak di Palmerah Selasa, 4 Februari 2025.

Dani Aswara berkontribusi dalam tulisan ini.

Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus