Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Polah Lucu Siswa Difabel Saat Naik Angkot Khusus Disabilitas

Pemerintah Kota Kediri menyediakan angkotan khusus untuk mengantar dan menjemput siswa difabel ke sekolah secara cuma-cuma.

17 Desember 2018 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Orang tua siswa disabilitas menemani anaknya selama perjalanan ke sekolah di dalam angkutan khusus siswa difabel di Kota Kediri, Jawa Timur. TEMPO | Hari Tri Wasono / Kediri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah Kota Kediri menyediakan angkotan kota khusus untuk mengantar dan menjemput siswa difabel secara cuma-cuma. Layanan yang tersedia sejak Juni 2018 ini disambut baik oleh orang tua siswa penyandang disabilitas karena memudahkan dan menghemat ongkos transportasi mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Kisah di Balik Angkutan Khusus Siswa Disabilitas di Kota Kediri

Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri M. Ferry Djatmiko mengatakan kondisi keluarga yang kurang mampu serta jarak menuju sekolah yang jauh membuat anak-anak difabel jarang ke sekolah. Ditambah lagi ongkos jalan bisa sampai Rp 40 ribu sehari jika berangkat dan pulang sekolah naik becak misalnya. "Beban transportasi inilah yang kami ambil alih," kata M. Ferry Djatmiko.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alih-alih membuat angkutan khusus, Dinas Perhubungan Kota Kediri meminta kesediaan sejumlah pengusaha angkutan umum untuk meninggalkan trayek di jam sekolah. Sebagai kompensasinya, pemerintah Kota Kediri bersedia menggaji sopir angkutan khusus siswa difabel ini sebesar Rp 1,6 juta per bulan dan memberikan subsidi bensin sebanyak 15 liter per hari. Pemerintah juga membiayai perawatan rutin kendaraan sebulan sekali.

Sejumlah orang tua siswa disabilitas mengantar dan menyuapi anaknya selama perjalanan ke sekolah di dalam angkutan khusus siswa difabel di Kota Kediri, Jawa Timur. TEMPO | Hari Tri Wasono / Kediri

Kepala Bidang Manajemen Angkutan Dinas Perhubungan Kota Kediri, Bambang Tri Lasmono mengatakan upaya penyediaan transportasi khusus disabilitas ini tak semudah membalik telapak tangan. Kendala teknis kerap dijumpai di lapangan, terutama karena kondisi keterbatasan anak. "Awalnya mereka panik saat angkutan ini berjalan karena selama ini mereka terbiasa diantar orang tuanya ke sekolah," kata Bambang.

Perlahan beberapa anak mulai terbiasa dengan angkutan yang mengantar dan menjemput ke sekolah, termasuk dengan sopir dan teman-teman mereka. Persoalan berikutnya muncul ketika suatu saat sopir armada sakit dan digantikan orang lain. Mereka mogok sekolah karena merasa asing dengan wajah baru yang mengemudikan kendaraan.

Persoalan itu pun disiasati dengan membawa dua sopir saat berjalan. Sehingga wajah sopir cadangan ini bisa dikenali anak-anak jika sewaktu-waktu menggantikan sopir utama. Tantangan lain muncul terkait perilaku anak-anak di dalam angkot.

Pemerintah Kota Kediri menyediakan sarana transportasi khusus siswa disabilitas. TEMPO | Hari Tri Wasono/Kediri

Beberapa anak ada yang menjahili sopir dengan menutup mata dari belakang saat mengemudi. "Ini kan bahaya. Akhirnya kami minta orang tuanya turut mendampingi di dalam angkot," kata Bambang sambil tertawa.

Artikel lainnya: Tintin Chips, Bisnis Camilan untuk Membantu Anak Difabel

Orang tua siswa difabel, Susi, mengatakan keberadaan angkutan khusus ini sangat membantu. Ibu rumah tangga yang bekerja menjual tahu lontong kaki lima ini tak lagi bingung mengantar anaknya ke sekolah luar biasa. "Saya bisa nyambi menjahit kalau dia ikut armada," kata warga Kelurahan Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, itu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus