Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Polisi Selidiki Perusakan 4 Situs Suku Tengger

Camat Tosari, Kabupaten Pasuruan Hari Hijroh Saputro merespons cepat kasus perusakan empat situs leluhur suku Tengger di Desa Wonokitri, Senin.

10 Desember 2019 | 10.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masyarakat suku Tengger membawa air dari mata air Gunung Widodaren saat ritual pengambilan air suci di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat, 29 Juni 2018. Lokasi untuk mendapatkan air suci ini pun hanya berada di empat titik, yakni di Probolinggo, Lumajang, Pasuruan, dan Malang. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Camat Tosari, Kabupaten Pasuruan Hari Hijroh Saputro merespons cepat kasus perusakan empat situs leluhur suku Tengger di Desa Wonokitri, Senin, 9 Desember 2019. Menurut Hari, pada Senin malam ia telah mengumpulkan musyawarah pimpinan kecamatan ditambah tokoh pemangku adat, agamawan dan tokoh pemuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari pertemuan itu, kata Hari, disimpulkan bahwa tidak ada permasalahan apa pun antar-masyarakat setempat, ataupun dengan suku Tengger Brang Wetan (wilayah Probolinggo). Adapun lokasi kejadian masuk di Tengger Brang Kulon (wilayah Pasuruan). "Di wilayah kami tidak ada gejolak antar-masyarakat, semua rukun," kata Hari pada Tempo, Selasa, 10 Desember 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ihwal pelaku perusakan dan motifnya, Hari menyerahkan penyelidikannya pada polisi. Soal kemungkinan pelaku berasal dari luar Kecamatan Tosari, Hari enggan menjelaskan. "Soal itu ranah polisi. Tugas saya menjaga harmonisasi kehidupan masyarakat ini tetap terjalin," tuturnya.

Hari berujar polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara. Garis polisi yang semula dipasang di empat situs tersebut sudah dilepas. "Untuk urusan hukumnya biar aparat yang berwajib mengusut pelakunya," kata Hari.

Menurut Hari bangunan yang dirusak orang tak dikenal itu bukan tempat ibadah agama Hindu seperti yang beredar selama ini, melainkan tempat leluhur suku Tengger yang menaungi semua keyakinan. Dari empat bangunan (masari) yang dirusak itu, kata Hari, satu berada di bawah, dua lainnya berada di Goa Lanang.

"Masyarakat akan bergotong royong memperbaiki bangunan adat yang dirusak itu pada 15 Desember ini. Kami membuka diri jika ada yang mau menyumbang dalam bentuk uang," katanya.

Kepala Kepolisian Sektor Tosari Inspektur Satu Bambang Tri mengatakan polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Bambang belum bersedia mengatakan dugaan motif perusakan itu dan siapa pelakunya.

"Polisi masih melakukan penyelidikan. Dan ini saya masih koordinasi, nanti saya hubungi balik untuk kejelasannya," kata Bambang Tri saat dihubungi Tempo.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus