Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 556 rumah penduduk, 9 hotel, 60 warung dan 350 kapal rusak per Ahad, 23 Desember 2018 pukul 13.00. Korban jiwa dan kerusakan paling parah terjadi di kawasan wisata dan pemukiman sepanjang pantai dari Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Panimbang dan Carita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah korban luka juga meningkat menjadi 745 orang dari sebelumnya 584 orang. “Korban hilang sebanyak 30 orang," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Ahad sore.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Tsunami Selat Sunda, Gubernur Banten: Lima ...
Akan halnya jumlah korban tewas akibat tsunami Selat Sunda kembali bertambah menjadi 168 orang tewas. Angka itu melonjak drastis karena hingga pukul 10.00, jumlah korban tewas sebanyak 62 orang.
Tsunami Selat Sunda terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 21.27. Tsunami diduga terjadi akibat longsoran bawah laut yang disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau.
Selain korban jiwa, tsunami yang menerjang kawasan Anyer dan sekitarnya juga mengakibatkan
Sedangkan BPBD Lampung Selatan mencatat sampai tadi siang korban tewas akibat Tsunami Selat Sunda bertambah menjadi 29 orang. "Tadi baru 16 orang, ini ada tambahan laporan 13 orang lagi, tewas," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Selatan, I Ketut Sukerta, saat dihubungi Tempo, Ahad, 23 Desember 2018.
Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami Selat Sunda masih mungkin bertambah. Sebab, petugas belum mendata sejumlah wilayah.