Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Yaqut Berkali-Kali Sebut Angka Dua dalam Pembukaan Kongres GP Ansor
Yaqut Singkat Nama Kapolri dan Panglima TNI Jadi Prabowo dan Subiyanto
Arah Dukungan GP Ansor Sejalan Sikap PBNU
JAKARTA – Ribuan anggota Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)—badan otonom Nahdlatul Ulama di bidang kepemudaan—sontak berteriak dan bertepuk tangan ketika Yaqut Cholil Qoumas menyebut kata Prabowo dan Subiyanto. Ketua Umum GP Ansor periode 2015-2024 itu menyebut dua kata tersebut ketika menyapa Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Izinkan saya menyebut sekarang Pak Kapolri, Pak L.S. Prabowo. Untuk Agus Subiyanto, izinkan saya sebut Pak A. Subiyanto,” kata Yaqut saat mengawali sambutannya dalam acara pembukaan Kongres XVI GP Ansor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejenak Yaqut berhenti berbicara ketika terdengar tawa dan tepuk tangan peserta kongres semakin bergemuruh. Setelah itu, Menteri Agama ini berujar, ”Paham semua kayaknya ini.”
Sebutan kata Prabowo dan Subiyanto mengarah pada nama Prabowo Subianto, calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju. Prabowo berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, dalam pemilihan presiden 2024.
Baca juga:
Yaqut juga berkali-kali menyebut angka 2. Angka itu serupa dengan nomor urut pasangan calon presiden Prabowo-Gibran. “Izinkan kami melaporkan pelaksanaan Kongres GP Ansor ini dilaksanakan pada tanggal 2 bulan 2 tahun 2022. Oh iya, tambah 2 jadi 2024. Maaf, jadi tanggal 2 bulan 2 (tahun) 2024,” kata Yaqut.
Ia melanjutkan, Kongres XVI GP Ansor dilaksanakan di dua tempat, yaitu darat dan laut. Yaqut juga sempat menyebut bahwa Indonesia berada di antara dua samudra dan dua benua.
Penyebutan berkali-kali angka dua tersebut membuat para peserta kongres kembali bergemuruh. Mereka juga bertepuk tangan. “Ini mengapa, sih?” ucap Yaqut.
Kongres XVI GP Ansor ini dihadiri langsung oleh Jokowi, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, serta penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku tidak berani menyinggung masalah angka dengan alasan sudah mendekati pemilu. Bekas Wali Kota Solo ini mengatakan juga tidak akan menyinggung Kapolri dan Panglima TNI yang namanya sudah disebut Yaqut. “Saya tidak akan singgung itu,” ujarnya.
Presiden Joko Widodo saat membuka Kongres XVI Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Dermaga Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, 2 Februari 2024. TEMPO/Subekti
Seusai acara pembukaan kongres, Jokowi enggan menanggapi pertanyaan awak media mengenai pernyataan Yaqut yang berulang kali menyebut angka dua tersebut. ”Minta tanggapan kepada yang berbicara, jangan saya."
Pengamat politik Trias Politika Strategi, Agung Baskoro, menilai pernyataan Yaqut tersebut menjadi kode kepada peserta kongres ihwal pilihan politiknya dalam pemilihan presiden. Di samping itu, kata dia, Yaqut ingin memperlihatkan kepada Jokowi bahwa GP Ansor solid dan bisa diarahkan untuk memenangkan Prabowo-Gibran. “GP Ansor memiliki massa besar. Ini bisa membantu 02 untuk menang,” kata Agung, Jumat kemarin.
Menurut Agung, sikap GP Ansor tersebut dapat membawa gerbong NU ke Prabowo-Gibran, meski pasangan nomor urut 2 ini bukan nahdliyin—sebutan untuk warga NU.
Sejalan Arah Dukungan PBNU
Seorang tokoh NU mengatakan GP Ansor memang diarahkan memenangkan Prabowo-Gibran. Sikap GP Ansor tersebut sejalan dengan arah dukungan PBNU. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas merupakan saudara kandung.
“Ada cerita panjang sehingga mereka mendukung pasangan calon presiden yang didukung Jokowi,” kata tokoh NU itu, kemarin.
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor DKI Jakarta Muhammad Ainul Yakin mengakui angka 2 yang disampaikan Yaqut dalam sambutannya memang mengarah kepada Prabowo-Gibran. Ia mengatakan alasan dukungan ke pasangan tersebut agar program pemerintah berkesinambungan. “Kode itu sudah tak perlu ditafsirkan lagi. Sudah mendukung 02,” tuturnya, kemarin.
Ainul mengaku intens bertemu dengan Yaqut. Dalam berbagai pertemuan itu, ia mengaku bahwa pengurus wilayah pernah mendapat arahan untuk mendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden ini. “Apa yang disampaikan pimpinan, siap (dilaksanakan) karena kita komando. Jelas arahan 02,” ujar Ainul.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, serta Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kanan) dalam acara Suara Muda Indonesia untuk Prabowo-Gibran di Jakarta Convention Center, Jakarta, 27 Januari lalu. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Yaqut belum membalas permintaan konfirmasi Tempo soal ini. Kepala Detasemen Khusus 99 PP GP Ansor Nuruzzaman membantah anggapan adanya arahan lembaganya untuk mendukung Prabowo-Gibran. Ia menegaskan GP Ansor sebagai organisasi tetap netral dalam pemilihan ini. “Kami netral karena pengurus Ansor tersebar di hampir semua partai politik, kecuali PKS,” katanya.
Meski begitu, ia juga memberi sinyal bahwa mayoritas kader Ansor mendukung pasangan nomor urut 2. “Kami hargai hak politik kader."
Arah dukungan PBNU sendiri dibicarakan secara serius dalam pertemuan mereka di Hotel Bumi Surabaya pada 7 Januari lalu. Rapat itu dihadiri Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf, dan pimpinan wilayah PBNU. Cerita pertemuan ini diulas dalam artikel media ini berjudul “Manuver PBNU untuk Prabowo-Gibran”, edisi 22 Januari 2024.
Beberapa pengurus teras PBNU mengatakan Gus Yahya dan Gus Ipul—begitu Yahya Cholil Staquf dan Saifullah Yusuf biasa disapa—dalam pertemuan itu memaparkan pemetaan tiga pasangan capres-cawapres dalam pemilihan presiden 2024, yaitu Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar, Prabowo-Gibran, serta Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Keduanya menjelaskan alasan PBNU tidak bisa mendukung Anies-Muhaimin ataupun Ganjar-Mahfud. Sebaliknya, mereka justru memuji Prabowo-Gibran dengan alasan hanya pasangan ini yang bisa melanjutkan program Jokowi.
Peserta Kongres XVI GP Ansor di Dermaga Terminal Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, 2 Februari 2024. TEMPO/Subekti
Pengurus teras PBNU lainnya menjelaskan, dalam rapat konsolidasi di Hotel Bumi Surabaya itu, PBNU berusaha menggerakkan pengurus provinsi hingga ranting untuk memenangkan Prabowo-Gibran.
Seorang Ketua PWNU yang menghadiri pertemuan di Hotel Bumi Surabaya itu membenarkan cerita tersebut. Ia mengatakan, dalam pertemuan itu, pengurus PBNU memang mengarahkan pengurus wilayah mendukung Prabowo-Gibran karena hanya pasangan calon presiden itulah yang akan melanjutkan program Jokowi. “Pengurus wilayah bahkan diminta mengkonsolidasikan ke pengurus cabang,” katanya.
Ketua Umum PWNU Jawa Barat Juhadi Muhamad, yang mengikuti rapat itu, mengakui mendapat pengarahan tersebut. Semua pengurus wilayah diminta meneruskan kegiatan serupa secara berjenjang hingga tingkat cabang di kabupaten/kota.
Karena itu, PWNU Jawa Barat mengumpulkan rais syuriah dan ketua pengurus cabang NU se-Jawa Barat di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3 Purwakarta pada Kamis, 11 Januari lalu. Acara itu dikemas dalam bentuk rapat koordinasi dan konsolidasi yang bersifat rahasia.
Gus Ipul membenarkan adanya pertemuan di Surabaya. Tapi ia membantah tudingan adanya arahan PBNU untuk memenangkan Prabowo Gibran. “Dalam pertemuan itu, kami membahas setiap kandidat dari setiap sudut satu per satu. Setelah itu, silakan di daerah menerjemahkan seperti apa,” ujarnya pada 21 Januari lalu.
HENDRIK YAPUTRA | DANIEL A FAJRI | IMAM HAMDI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo