Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah merilis hasil survei serologi Covid-19 di Indonesia pada November-Desember 2021. Survei ini bertujuan untuk mengetahui estimasi populasi masyarakat yang mempunyai antibodi SARS-Cov-2 alias virus yang menyebabkan infeksi pernapasan Covid-19, berdasarkan umur, jenis kelamin, dan wilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan hasil survei, pemerintah memperkirakan 86,6 persen penduduk usia 1 tahun ke atas di Indonesia sudah mempunyai antibodi. Ini adalah angka antibodi rata-rata dari masyarakat yang sudah divaksin maupun yang belum divaksin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi ini angka yang besar," kata epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Iwan Ariawan dalam paparan rilis di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat, 18 Desember 2022.
Tak hanya itu, survei ini mencatat 73,9 penduduk yang belum vaksin pun juga sudah memiliki antibodi SARS-Cov-2. Akan tetapi, Iwan menyebut antibodi ini tidak menjamin seseorang tidak terkena Covid-19.
Akan tetapi, perbedaan vaksinasi antar penduduk menghasilkan kadar antibodi yang berbeda. Untuk masyarakat yang sudah vaksin pertama, persentase penduduk yang punya antibodi mencapai 89,6 persen, dan vaksin kedua punya persentase tertinggi yaitu 98,7 persen.
Survei ini melibatkan sejumlah lembaga dan ahli kesehatan. Selain Iwan, survei juga melibatkan Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono. Survei dilakukan terhadap 9.563 responden di wilayah aglomerasi (9 provinsi dan 47 kabupaten kota) maupun 11.059 responden di wilayah non-aglomerasi (25 provinsi dan 53 kabupaten kota).
Populasi survei ini adalah penduduk Indonesia yang berusia 1 tahun ke atas. Sampel secara acak terpilih 20 penduduk sebagai sampel utama dan 60 penduduk sebagai sampel cadangan di setiap desa/kelurahan terpilih. Sementara metode samplingnya adalah stratified two-stage cluster sampling design di setiap kabupaten kota terpilih.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut survei terbesar kedua di dunia untuk pandemi Covid-19, di bawah India. "Survei akan kita lakukan sekali enam bulan," kata Budi.