Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Timnas Anies-Cak Imin (Timnas Amin) Ramli Rahim turut berkomentar ihwal temuan pemilih ganda di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Luar Negeri (DPT LN) di PPLN New York. Hal tersebut membuat pihaknya mawas sebab rentan disalahgunakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tentu saja, karena itu harus kami. Kami juga mohon agar Allah bantu kami menjaganya," kata Ramli saat dihubungi pesan pesan WhatsApp, Jumat, 26 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ramli mengatakan kasus serupa berkaitan dengan DPT ini sudah pernah juga disoroti pihaknya, bahkan sejak DPT dikeluarkan pertama kali. Ia mengklaim pihaknya membawa data-data ganda hingga DPT yang sudah tidak ada lagi pemilihnya.
"Teman-teman sudah membawa data-data ganda dan data pemilih yang sudah tidak ada, apakah meninggal atau apa itu. Jadi sudah di sampaikan ke KPU semua," kata Ramli.
Ramli mengatakan dengan dugaan kasus DPT ini mencuat mendekati masa Pilpres artinya KPU tidak bekerja. Jadi, rakyat harus memainkan perannya untuk mengingatkan KPU.
"Kalau masih ditemukan, berarti KPU tidak kerja. Dan ya memang rakyat harus mengingatkan KPU," kata Ramli.
Ramli mengingatkan kalau KPU bekerja untuk rakyat Indonesia, bukan bekerja untuk kandidat capres sehingga ia meminta KPU menjalan tugasnya sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang. "KPU bekerja untuk rakyat Indonesia, KPU bekerja harus betul-betul penjaga pemilu ini pemilu yang baik," kata dia.
Amin harap banyak pemantau TPS
Ramli mengurai dengan situasi ini, perlu banyak pemantau Pilpres turun hingga ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Tujuannya, memastikan setiap pemilih yang datang ikut memilih.
"Jumlahnya sama dengan yang dihitung di TPS. dan hasil perhitungan di TPS sama dengan yang diumumkan KPU pusat," kata Ramli. "Jadi kita beharap makin banyak aktivis yang memantau pemilu."
Presiden sudah menyatakan boleh berpihak
Ramli menurutkan mengapa diperluka banyak aktivis yag memantau pemilu di lapangan. Pasalnya Presiden Joko Widodo sudah mengeluarkan pendapat kalau presiden boleh ikut kampanye dan berpihak.
"Jadi dulu beliau cawe-cawe, sekarang beliau menyatakan keberpihakan. Dan keberpihakan ini bisa dimaknai sebagai upaya menekan semua pihak agar memenangkan 02," kata Ramli.
Dalam akun instagram @migrantcare, video singkat yang diunggah pada Selasa, 22 Januari 2024 disebutkan ada sejumlah pemilih ganda dalam Data Pemilih Tetap Luar Negeri (DPT LN) Pemilu 2024 New York, Amerika Serikat. Hal tersebut didapatkan Migrantcare dari laporan diaspora Indonesia yang berada di Newyork, Amerika Serikat.
Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan kalau dalam laporan yang diterima pihaknya, ada nama yang berganda dengan nomor urut beruntut. Wahyu mengatakan nama-nama ganda tersebut menjadi masalah karena memiliki kesempatan mencoblos dengan dua metode berbeda.
"Nama-nama yang sama dengan mengikuti pemungutan suara dengan dua metode berbeda. Satu Kotak Suara Keliling (KSK) dan satunya TPS," kata Ramli.
Dalam daftar nama yang berunut tersebut, kata Wahyu, ia memastikan nama tercantum dengan nama spesifik sehingga dipastikan bukan orang yang berbeda. Ia juga menyoroti satu daftar nama yang tercantum di DPT LN, namun nama yang bersangkutan ternyata sudah tidak tinggal di LN lagi. "Sudah kembali ke tanah air," katanya
Ihwal DPT ganda Newyork ini,Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari mengatakan pihaknya tengah melakukan klarifikasi. "Sedang di klarifikasi, di Newyork toh," katanya saat ditemui di Merlyn Park, Jakarta Pusat, Kamis, 25 Januari 2024.
Pilihan Editor: Bagaimana Cara Pindah Daerah Coblosan alias DPT?