Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI mengecam tindakan pengiriman kepala babi ke Kantor Tempo. Ketua YLBHI Muhamad Isnur mengatakan tindakan ini merupakan pembungkaman karya jurnalistik Tempo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini semakin menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara hukum yang demokratis, yang menjamin kebebasan pers," kata Isnur dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 20 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Isnur, selama ini serangan dan kekerasan terhadap pers selama ini disikapi dengan lamban dan tidak serius oleh pemerintah dan aparat keamanan. Ia menyebut dalam lima tahun terakhir kekerasan tersebut juga semakin brutal dan terjadi di mana-mana. "Seiring dengan kinerja pemerintah dan DPR yang semakin ugal-ugalan dan tirani dalam menyusun kebijakan," kata dia.
Lembaganya mendesak agar pemerintah dan lepolisian untuk bertindak cepat mengungkap tindakan teror ini. Dia meminta agar kasus pengiriman kepala babi kepada Tempo dapat dibawa ke ranah Pengadilan untuk mengetahui pelaku dan dalang dibaliknya. "Semoga rekan-rekan Tempo dan seluruh insan pers di Indonesia erus diberikan kekuatan dan keteguhan untuk menjalankan tugas pers yang membuka dan membuat terang informasi kepada rakyat," ujarnya.
Kiriman kepala babi itu dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Kotak berisi kepala babi tersebuti ditujukan kepada “Cica”. Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada Rabu, 19 Maret 2025 pukul 16.15 WIB. Namun, Cica baru menerima pada pukul 15 pada Kamis, 20 Maret 2025.
Saat itu, Cica baru pulang dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran, sesama wartawan desk Politik dan host Bocor Alus. Karena mendapat informasi ada paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor.
Hussein yang membuka kotak itu. “Sudah tercium bau busuk ketika kardus dibuka,” kata dia. Ia sudah curiga, itu paket teror karena tak ada sama sekali nama pengirim.
Ketika styrofoam terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. “Baunya makin menyengat dan terlihat masih ada darahnya,” kata dia.
Hussein serta beberapa wartawan membawa kotak kardus keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang kepala babi. “Kedua telinganya terpotong,” kata Hussein.
Pimpinan Redaksi Tempo Setri Yasra menduga upaya ini sebagai teror terhadap karya jurnalistik Tempo. "Kami mencurigai ini sebagai upaya teror dan melakukan langkah-langkah yang menghambat kerja jurnalistik," kata Setri.