Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Menelaah Sejarah Masjid Istiqlal yang Berdampingan dengan Gereja Katedral

Masjid Istiqlal juga memiliki sejarah yang ikonik bagi bangsa Indonesia terutama pascakemerdekaan. Simak selengkapnya berikut ini.

5 Juli 2023 | 22.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selain menjadi tempat ibadah masyarakat Indonesia hingga internasional, Masjid Istiqlal juga memiliki sejarah yang ikonik bagi bangsa Indonesia terutama pascakemerdekaan. Bahkan, Masjid Istiqlal Jakarta juga menyediakan pendidikan Islami hingga ekonomi-bisnis dan pemberdayaan masyarakat yang terbuka. Lalu, bagaimana bisa Masjid Istiqlal ini begitu terkenal dan sering menjadi destinasi wisata Jakarta?

Sejarah Masjid Istiqlal Jakarta

Awal mulanya, Masjid Istiqlal Jakarta diusulkan dengan nama Masjid Jami yang berarti masjid besar atau agung. Namun, beberapa tokoh besar Islam mengusulkan nama masjid Jakarta ini menjadi Masjid Istiqlal yang dalam bahasa Arab berarti kemerdekaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di tahun 1944, mulai muncul pembicaraan pembangunan Masjid Istiqlal Jakarta di kalangan para ulama dan pimpinan organisasi Islam saat berkumpul di salah satu kongres yang diadakan di area Jalan Pegangsaan Timur atau Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Kemudian, pada tanggal 7 Desember 1954 terdapat yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto sebagai upaya merealisasikan berdirinya masjid nasional ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beruntungnya, pembangunan ini pun dicetuskan dan didukung oleh Menteri Agama RI pertama, yaitu KH. Wahid Hasyim. Masjid Istiqlal yang Anda lihat sekarang, memiliki luas bangunan sebesar 24.200 m2 di atas tanah seluas 98.247 m2. Bahkan, lokasi Istiqlal juga berseberangan dengan Gereja Katedral dan Gereja Immanuel.

Pembangunan Masjid Istiqlal

Melalui obrolan hangat bersama H. Tjokroaminoto, Soekarno mendukung penuh pembangunan Masjid Istiqlal yang saat itu disebutnya dengan nama Masjid Jami. Salah satunya, keuangan pembangunan masjid yang saat itu hanya Rp500.000 kemudian dijanjikan untuk pembiayaan penuh oleh negara.

Namun, rencana dan realisasi pembangunan masjid Jakarta ini tidak berjalan 100% mulus. Beberapa perdebatan antara Soekarno-Hatta juga terjadi tentang lokasi masjid. Lalu, pertikaian politik negeri hingga berlangsungnya G30S/PKI 1965.

Tentang lokasi masjid, Soekarno mengusulkan masjid berdiri di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan beberapa Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada tahun 1834. Sedangkan, Hatta mengusulkan lokasi masjid berdiri di Jalan Thamrin untuk lebih dekat dengan perumahan warga. 

Di sisi itu, Indonesia butuh banyak dana pembongkaran jika harus memakai bangunan bekas Belanda. Akhirnya, lokasi Masjid Istiqlal disetujui dengan alamat Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10710. Pemancangan tiang pertama Istiqlal juga dilakukan oleh Soekarno pada 24 Agustus 1961 saat Maulid Nabi Muhammad SAW. Perjalanan pembangunan Masjid Istiqlal membutuhkan waktu 17 tahun. Hingga saat era orde baru menjabat, masjid ini baru diresmikan oleh Soeharto melalui prasasti pada 22 Februari 1978. Meskipun pembangunan masjid sebenarnya sudah selesai pada 24 Agustus 1961.

Imam dan Muadzin Terkenal di Masjid Istiqlal Jakarta

Setelah mengenal sejarah Masjid Istiqlal Jakarta dari tahun setelah kemerdekaan Indonesia, Tempo akan mengajak Anda mengenal para imam masjid besar ini. Dominan, para imam Masjid Istiqlal memiliki kualitas yang memadai sehingga para jamaah tidak perlu meragukan pendidikan Islami di sini. Siapa saja mereka? Berikut 7 daftarnya.

  1. Ahmad Husni Ismail 
  2. DRS. H. Muhasyim Abdul Majid, M. AG 
  3. H. Ahmad Rafiuddin Mahfudz, M. AG 
  4. DRS. H. Hasannudin Sinaga, M.A 
  5. H. Martomo Malaing, SQ., M.A 
  6. H. Moh. Salim Ghazali, S.UD 
  7. H. Ahmad Anshoruddin, SQ., MA 

Kemudian, ada juga para muadzin Masjid Istiqlal Jakarta yang tidak perlu Anda ragukan lagi kemampuannya. Berikut beberapa dari mereka:

  1. H. Muhdori Abdul Rozzaq, M.PD.I 
  2. H. Hasan Basri 
  3. H. Ahmad Achwani, S.AG 
  4. H. Saiful Anwar Al Bintani, S.PD.I 
  5. Ust. Ilham, SQ 
  6. Abdullah Sengkang Gurium, S.PD.I 
  7. Qadarasmadi Rasyid, S.HUM

Pilihan editor: Gedung SMP dan SMA Tarakanita, Saksi Bisu Sejarah Bumi Hangus Magelang

ALFI MUNA SYARIFAH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus