Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anak berkebutuhan khusus biasanya dimasukkan ke sekolah luar biasa atau SLB. Namun ada orang tua yang memilih menyekolahkan anak mereka yang berkebutuhan khusus ke sekolah umum. Mereka berharap anak tersebut nantinya siap terjun di lingkungan sosial pada umumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Hari Kartini: Melihat Sepuluh Anak Berkebutuhan Khusus Lukis Bus
Antisipasi Memasukkan Anak Berkebutuhan Khusus ke Sekolah Biasa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembimbing Konseling di Yayasan Pembinaan dan Rehabilitasi Tunanetra, Mitra Netra, Adi Arianto mengatakan biasanya orang tua diarahkan mengambil pendidikan dasar untuk anak berkebutuhan khusus di SLB. "Misalnya untuk belajar membaca, berhitung, dan orientasi mobilitas pada anak penyandang disabilitas netra," ujar Adi.
Meski begitu, pilihan tersebut tidak mutlak. Ada beberapa orang tua yang menyekolahkan anak berkebutuhan khusus di sekolah umum. "Biasanya yang seperti itu pendidikan dasarnya dikuatkan lagi di rumah," kata dia.
Setelah pendidikan dasar dibentuk di SLB, anak berkebutuhan khusus akan melanjutkan pendidikan formal ke sekolah umum. Adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang sebelumnya homogen ke heterogen bukan perkara mudah. Karena itu, ada beberapa 'bekal' sebelum anak berkebutuhan khusus mulai atau melanjutkan ke sekolah umum.
1. Anak harus dibekali kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru
2. Tanamkan ke diri anak bila mereka setara dengan anak lainnya
3. Bekali anak dengan pengetahuan selengkap mungkin
4. Ketahui Unit Pelayanan Terpadu atau UPT disabilitas di sekolah
5. Persiapkan alat pendukung aksesibilitas anak secara mandiri bila pihak sekolah tidak menyediakan
6. Ikuti dan pelajari kurikulum pendidikan anak. Sebab, ada beberapa mata pelajaran yang perlu penyesuaian terutama matematika
7. Pantau pergaulan anak agar tidak rawan perundungan
8. Orang tua disarankan rajin datang ke sekolah dan berkomunikasi dengan guru untuk mengetahui kebutuhan dan performa anak di sekolah.
9. Jangan mengintervensi anak ketika jam pelajaran berlangsung dan biarkan anak mengembangkan diri sendiri
10. Bekali anak dengan buku dan sumber pengetahuan lain di luar sekolah
Selain 10 poin tadi, orang tua juga harus menjaga kepercayaan diri anak. Tanamkan pada diri anak, bahwa tidak ada yang aneh atau salah dari diri mereka. Jangan menuntut anak melakukan sesuatu yang melampaui kemampuan mereka. Hargai dan beri hadiah yang pantas bila anak mencapai atau melampui target yang disepakati sebelumnya.