Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

8 Mahasiswa PNP Korban Erupsi Gunung Marapi Sudah Dievakuasi, 6 Orang Masih dalam Pencarian

Tercatat ada 14 mahasiswa dari kampus PNP yang melakukan pendakian ke Gunung Marapi secara berombongan.

5 Desember 2023 | 06.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Total sudah delapan orang Mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) yang berhasil dievakuasi dari bencana erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat. Kepala Subbagian Umum PNP Fajri Arianto mengatakan ada 14 mahasiswa dari kampusnya melakukan pendakian secara berombongan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain mahasiswa PNP, rombongan tersebut terdiri dari tiga mahasiswa kampus lain dan satu orang tua mahasiswa PNP. Kini, 6 orang mahasiswa PNP masih dalam pencarian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gunung berapi aktif yang berada di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ini mengalami erupsi pada Ahad, 3 Desember 2023 sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan abu beserta pasir dan kerikil pun menghujani sejumlah wilayah di sekitar gunung. Pasca bencana terjadi, pencarian terhadap korban pun mulai dilakukan oleh tim gabungan. 

Dari 8 mahasiswa yang berhasil dievakuasi, enam di antaranya selamat. Keenamnya adalah Irvanda Mulya, Bima Pratama Nasra, Rofid Al Hakim, Zhafirah Zahrim Febrina, Muhammad Fadli, dan Ahmad Firman. Sementara dua mahasiswa lainnya, Muhammad Teguh Amanda dan Muhammad Alpikri dievakuasi dalam keadaan meninggal. Alpikri menjadi korban terakhir yang ditemukan per Senin malam. 

Korban yang masih dalam pencarian adalah Wahlul Alde Putra, Filhan Alfiqh Faizin, Aditya Prasetyo, Yasirli Amri, Irfandi Putra dan Zikri Habibi.

Fajri merinci dari enam mahasiswanya yang selamat, dua orang berada di RSUD Padang Panjang, satu orang di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi dan satu orang sudah dirujuk ke RSUP M. Djamil Padang karena luka bakar sampai 70 persen. "Awalnya, dievakuasi ke rumah sakit terdekat yakni RSUD Padang Panjang. Karena kewalahan, akhirnya ditunjuk satu titik RSUD Achmad Mochtar. Namun, karena kondisinya agak berat, dirujuk ke Padang," kata dia kepada Tempo pada Senin malam, 4 Desember 2023.

Direktur PNP Surfa Yondri mengatakan pihak kampus awalnya tak mengetahui ada mahasiswanya yang menjadi korban hilang dalam bencana erupsi Gunung Marapi. Setelah informasi ramai beredar, barulah ia mengetahui bahwa ada mahasiswa PNP yang belum diketahui keberadaannya.

"Kami di kampus melakukan konsolidasi malam itu, karena kejadiannya sore sekitar jam 3. Kami melakukan koordinasi dan mengecek, memang ada mahasiswa kami yang melakukan pendakian. Setelah itu, kami coba mendata dan mencari informasi, lalu kami cocokkan dengan data mahasiswa di sistem informasi akademik," kata Surfa, Senin.

Namun, kata Surfa, ketika itu beredar kabar bahwa jumlah pendaki yang merupakan mahasiswa PNP berjumlah 18 orang. Ternyata setelah dicek kembali, jumlah tersebut keliru, mahasiswa PNP hanya 14 orang.

"Tiga orang lagi memang dalam satu rombongan yang 18 orang, itu mahasiswa dari kampus lain. Lalu satu orang itu orang tua dari mahasiswa kami yang ikut mendaki," kata Surfa.

Pada Ahad malam, PNP langsung mengerahkan tim menuju posko evakuasi di Marapi. Setidaknya ada 11 orang mahasiswa, dua staf kemahasiswaan dan dua supir beserta mobil ambulans diterjunkan ke lokasi. Tim juga membawa perbekalan logistik. Pada Senin pagi, PNP juga mengerahkan tim medis dari mahasiswa Korps Sukarela untuk bergabung dengan tim Palang Merah Indonesia. 

PNP mendirikan posko di beberapa titik. Ada posko di pos Pesanggrahan, ada pula di pintu pendakian yang berada di daerah Tanah Datar. Selain itu, ada posko di kampus untuk menghimpun data mahasiswa dan satu lagi di Rumah Sakit Achmad Mochtar, Bukittinggi.

"Kebetulan wakil direktur bidang kemahasiswaan di sana (Achmad Mochtar). Besok korban meninggal mungkin akan dikebumikan di daerah Tapakis, Padang Pariaman. Jadi mungkin kami akan ke sana. Jenazahnya masih di rumah sakit," ujar Surfa.

Surfa mengatakan kegiatan pendakian tersebut bukanlah bagian dari aktivitas kampus. "Seperti biasa lah kan, mahasiswa hari libur itu mungkin pergi jalan-jalan. Nah, ini kebetulan mereka pergi ke gunung. Jadi, tidak ada kegiatan dari kampus. Bahkan ada yang orang tuanya ikut," kata dia.

Ketua Mapala PNP Mayyaldi mengatakan rombongan tersebut mulai menanjak pada Sabtu. Ia mengetahui informasi dari teman sekelas para pendaki.

Para pendaki dari PNP terdiri dari tiga mahasiswa D3 Teknik Sipil dan 9 mahasiswa S1 Perancangan Jalan dan Jembatan. "Kabarnya, Sabtu (naik), dari teman kelasnya," kata Mayyaldi yang tergabung dalam tim evakuasi sejak Senin malam.

Mayyaldi mengatakan tim melakukan penyisiran secara estafet. Setelah satu jam satu tim turun, dilanjutkan oleh tim berikutnya. Sedangkan untuk mengevakuasi korban dari atas ke bawah, dilakukan dengan cara estafet pula.

"Karena susah kalau dari atas langsung ke bawah. Jadi, tim relawan membuat di setiap jalur ada pos-posnya. Dari satu pos ke pos selanjutnya, orangnya ganti," kata Mayyaldi.

Video mahasiswi yang gugur setelah kehabisan oksigen adalah hoaks

Pada Ahad kemarin, beredar tayangan video seorang mahasiswi PNP bernama Zhafirah Zahrim Febrina yang disebut meninggal setelah kehabisan oksigen. Febrina sempat merekam dirinya dengan wajah dan tubuh yang dipenuhi abu dari erupsi Marapi. Tak lama kemudian, tersiar kabar bahwa Febrina akhirnya meninggal karena kehabisan oksigen setelah sampai di bawah.

Surfa menyatakan Febrina memang mahasiswi PNP, namun kabar meninggalnya adalah hoaks. "Alhamdulillah, selamat. Beliau dirujuk dari Achmad Mochtar ke Rumah Sakit M. Djamil Padang," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus