Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Karangasem - Aktivitas kegempaan Gunung Agung makin menurun. Meski demikian, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan status gunung yang berada di Karangasem, Bali, itu masih tetap awas atau level IV.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Menentukan status naik atau turun itu data harus konsisten, semua sama," ujarnya di pos pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Sabtu, 21 Oktober 2017.
Baca: Gubernur Bali Minta Status Gunung Agung Turun, PVMBG: Tunggu
Gunung Agung ditetapkan statusnya menjadi awas atau level IV pada Jumat malam, 22 September 2017. Setelah sebulan sejak penetapan itu, aktivitas kegempaan gunung tersebut mulai menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasbani menjelaskan, PVMBG menentukan status gunung bukan hanya dari aktivitas kegempaan, maupun data seismik. Tapi, dia melanjutkan, melalui analisis komprehensif, yaitu deformasi, geokimia, hingga penginderaan jauh satelit.
Berdasarkan data PVMBG, pada 20 Oktober 2017, kegempaan vulkanik mengalami penurunan dramatis, yaitu 379 kali per hari. Adapun kegempaan vulkanik hari ini, periode pukul 00.00-06.00, terekam 96 kali. Bila ditinjau selama sebulan lalu, sejak penetapan status awas, jumlah kegempaan vulkanik per hari berfluktuasi 500-1.000 kali.
Baca juga: Hasil Foto Drone Perlihatkan Rekahan Kawah Gunung Agung Meluas
Menurut Kasbani, jumlah penurunan gempa bersifat sesaat. Penurunan aktivitas kegempaan kemarin pun, ujar dia, dianggap masih relatif tinggi. "Ya, dibandingkan status waspada dan awal-awal (status) siaga. Saat ini gunung sedang penuh isinya, bisa terjadi peningkatan kembali," ujarnya.
Ia pun mengingatkan, agar tetap berhati-hati terkait dengan aktivitas Gunung Agung ini. Ia mencontohkan, sejumlah kejadian gunung meletus saat aktivitas kegempaan mulai menurun.
"Pada 2006, Gunung Merapi meletus saat (aktivitas) gempa turun. Kemudian Gunung Sinabung pernah terjadi letusan tahun 2013 saat itu di level III, atau (status) siaga," tuturnya. Kasbani menegaskan, aktivitas kegempaan terendah Gunung Agung saat ini dinilai masih lebih besar dari proses erupsi Gunung Merapi dan Gunung Sinabung.